1. Kantong Plastik
Kalau berbicara tentang plastik, mungkin yang pertama kali terlintas di otak kita adalah kantong plastik.
Kantong plastik memang merupakan salah satu dari 20 jenis plastik terburuk di lautan.
Apalagi kantong plastik yang sulit didaur ulang, itu sering dimakan oleh penyu laut.
Maka itu, kalau kita menemani orangtua belanja, jangan lupa ingatkan orangtua kita untuk membawa tas belanja sendiri, ya.
BACA JUGA: Banyak Hewan Laut Mati Karena Makan Sampah Plastik, Kenapa, ya?
2. Tutup Botol Plastik
Siapa yang masih sering minum dari botol minum plastik sekali buang?
Botol plastik juga bisa mencemari lingkungan sekitar kita, lo.
Tak hanya botolnya, tutup botolnya bahkan termasuk dalam lime jenis sampah paling berbahaya di lautan.
Itu karena tutup botol berukuran kecil dan sering tak sengaja dimakan oleh hewan-hewan laut dan burung laut.
BACA JUGA: Sampah Plastik Semakin Banyak, Yuk, Mulai Mengurangi Sampah!
3. Balon
Kalau kita ulang tahun, mungkin kita ingin ada balon-balon di acara pesta ulang tahun kita.
Namun, mulai sekarang, sepertinya kita harus menghilangkan balon di pesta, nih.
Karena balon ternyata merupakan salah satu sampah yang berbahaya.
Balon biasanya terbuat dari karet yang tidak akan bisa dikunyah kalau dimakan oleh hewan.
BACA JUGA: 7 Kerugian Jika Kita Menggunakan Plastik, Masih Mau Menggunakannya?
4. Bungkus Makanan
Makanan ringan yang sering kita beli di supermarket biasanya dibungkus dengan menggunakan plastik.
Menurut penelitian, di lautan, plastik bungkus makanan ini jumlahnya bahkan lebih banyak daripada sampah sedotan plastik, lo.
Itu karena banyak orang yang suka makan makanan ringan, tapi sampahnya dibuang sembarangan.
Sampah itu bisa jadi terbang ke selokan, lalu terbawa ke sungai, sampai akhirnya ke lautan.
Nah, itulah beberapa jenis sampah platstik yang berbahaya bagi lingkungan kita.
Mulai sekarang, yuk, kita kurangi penggunaan plastik dan menggantinya dengan benda-benda lain yang bisa didaur ulang.
BACA JUGA: Pemerintah Inggris Akan Melarang Pemakaian Sedotan Plastik, Apa Alasannya?
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR