Bobo.id – Bumi, tempat kita tinggal sekarang ini, mengelilingi bintang induk yang disebut Matahari.
Biasanya planet memang selalu mengelilingi bintang induknya.
Namun, baru-baru ini, para astronom menemukan ada sebuah planet yang “terbang” sendirian.
Kok bisa, ya? Yuk, kita cari tahu lebih lanjut!
BACA JUGA: Para Astronom Menemukan Sebuah Planet Kembaran Venus yang Mirip Bumi
Planet Raksasa
Planet ini dinamakan SIMP J01365663 + 0933473 200. Namanya panjang sekali, ya. Hi… hi… hi….
Planet ini merupakan sebuah planet raksasa, bahkan ukurannya 12 kali lebih besar daripada Jupiter.
Jupiter sendiri merupakan planet terbesar di tata surya kita.
Sebenarnya, planet ini pertama kali ditemukan pada 2016 lalu, tapi baru dipublikasikan sekarang.
Walaupun berukuran sangat besar, planet ini usianya masih sangat muda, lo, yaitu 200 juta tahun.
Bandingkan dengan Bumi yang sudah berusia 4,5 miliar tahun.
O iya, planet raksasa ini juga diperkirakan memiliki suhu yang sangat panas, yaitu 825 derajat Celcius.
BACA JUGA: Mitos dan Fakta Planet Kerdil Pluto, Benda Langit yang Misterius
“Terbang” Sendirian
Planet biasanya mengorbit satu atau lebih bintang induk.
Namun, planet ini teramati tidak memiliki bintang induk dan bahkan juga tidak memiliki jalur orbit.
Planet raksasa ini “terbang” sendirian di dekat tata surya kita.
Jaraknya hanya sekitar 20 tahun cahaya dari Bumi.
BACA JUGA: Suhu Mencapai Minus 200 Derajat, Ini Planet Terdingin di Alam Semesta
Ada Aurora
Selain sendirian, planet raksasa ini juga punya keunikan lain, yaitu ada aurora yang bercahaya di bagian atasnya.
Fenomena ini mirip seperti aurora borealis di Bumi, tepatnya di Kutub Utara.
Aurora itu terjadi karena medan magnet di planet itu cukup kuat, bahkan 200 kali lebih besar daripada medan magnet di Jupiter.
Hal ini membuat para astronom belajar bahwa planet-planet yang berada di luar tata surya juga sama seperti planet-planet tata surya, yaitu memiliki medan magnet.
BACA JUGA: Wah, Ada Aurora di Planet Jupiter, Bagaimana Aurora Itu Terbentuk?
Kurcaci Cokelat
Sebenarnya, para astronom mengatakan kalau benda antariksa ini kurang tepat kalau disebut planet.
Itu karena ukurannya yang terlalu besar untuk dianggap planet, tapi masih terlalu kecil untuk dianggap sebagai bintang.
Maka itu, sebenarnya benda antariksa ini lebih cocok disebut sebagai kurcaci cokelat.
Selain karena si raksasa ini berwarna cokelat, istilah ini memang untuk menyebut benda antariksa yang sulit dikategorikan.
BACA JUGA: Kelt-9b, Planet Terpanas di Jagat Raya, Seberapa Panas Suhunya?
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR