Bobo.id - Pindah rumah biasanya dimulai dengan mengemasi semua barangyang ada di rumah. Lalu, semua barang diangkut ke truk untuk dibawa ke rumah baru.
Tapi bagaimana kalau saat pindah rumah, tidak perlu mengemasi barang dan menyewa truk? Wah, bagaimana caranya, ya?
Caranya dengan cara memindahkan rumah dari tempat lama ke tempat baru yang diinginkan! Apakah hal hal itu bisa dilakukan?
Baca Juga : Ingat Film Coco? Berikut 7 Budaya Asli Meksiko di Dalamnya
Tentu Bisa!
Memindahkan rumah berserta isinya ke tempat baru bukan hal yang aneh, apalagi bagi suku Bugis.
Tradisi unik pindah rumah yang dimiliki masyarakat suku Bugis ini memang unik, teman-teman.
Ada dua cara yang digunakan masyarakat suku Bugis untuk memindahkan rumah panggung miliknya.
Cara pertama dalah dengan mendorongnya jika jarak dari rumah lama ke tempat baru, jika jaraknya tidak jauh.
Sedangkan jika jarak rumah lama ke lahan atau tempat baru jauh, maka warga atau tetangga akan bergotong royong mengangkat rumah yang akan dipindahkan.
Baca Juga : Mulai dari Deppa Tori Sampai Kapurung, Inilah 5 Makanan Khas Toraja
Kenapa Masyarakat Bugis Melakukan Hal Itu?
Masyarakat suku Bugis punya alasan mengapa melaksanakan pindah rumah dengan tradisi memindahkan rumah atau yang disebut Mappalette Bola ini.
Suku Bugis menganggap rumah merupakan tempat sakral, karena rumah merupakan tempat mereka lahir, menikah, meninggal, dan menjalani kegiatan sehari-sehari.
Baca Juga : Yuk, Jalan-Jalan Melihat Deretan Rumah Serba Putih di Santorini!
Rumahnya Terdiri dari Tiga Bagian
Rumah panggung suku Bugis ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas (rakkeang) yang digunakan untuk menyimpan hasil panen seperti padi.
Bagian tengah (ale bola) yang menjadi tempat tinggal penghuninya, dan bagian bawah atau kolong (awa bola).
Pada zaman dulu, bagian bawah digunakan untuk menghindari serangan hewan buas, tetapi sekarang digunakan sebagai garasi kendaraan.
Baca Juga : Orang Jerman Bikin Rumah Budaya Indonesia di Frankfurt, Bangga, deh!
Bisa Dibongkar Pasang
Keunikan lain dari rumah panggung suku Bugis adalah rumah ini bisa dibongkar-pasang agar mudah dipindahkan.
Tradisi Mappalatte Bola ini akan dimulai dengan beberapa persiapan yang dilakukan oleh pemilik rumah.
Persiapan yang dilakukan adalah dengan mengadakan selamatan, menurunkan perabotan rumah tangga yang mudah pecah atau yang dapat menambah berat rumah, dan memasang bambu pada bagian bawah rumah yang akan digunakan sebagai pegangan saat rumah dipindahkan.
Sebelum dan sesudah rumah dipindahkan, pemilik rumah juga akan menjamu para tetangga yang akan ikut membantu memindahkan rumah.
Makanan yang biasanya disajikan yaitu makanan ringan khas Bugis seperti barongga, kue bandang, dan suwella, serta teh hangat dan kopi.
Setelah rumah selesai dipindahkan, akan disajikan sup saudara serta ikan bandeng dengan bumbu kacang.
Baca Juga : Berkunjung ke Hangzhou Tiongkok, Tuan Rumah Asian Games 2022
Didampingi Ketua Adat
Pemindahan rumah ini akan dipimpin oleh seorang ketua adat yang juga memberikan aba-aba untuk mengarahankan warga.
Sebelum rumah dipindahkan, tentu ada doa yang dipanjatkan agar proses pemindahan rumah berjalan lancar.
O iya, setahun setelah rumah dipindahkan, masih ada upacara yang digelar, lo, yaitu upacara Maccera Bola.
Upacara yang dilakukan dengan cara mengoleskan darah ayam pada tiang rumah ini berguna untuk menolak bala. Unik, ya, tradisinya!
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | tribunnews.com,goodnewsfromindonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR