Bobo.id - Peristiwa ekuinoks yang terjadi tanggal 23 September 2018 kemarin, juga jadi penanda pergantian musim di beberapa wilayah dunia, lo.
Bagi negara yang terletak di Bumi bagian utara, ini merupakan awal pergantian musim gugur.
Sementara di Bumi bagian selatan, tanaman mulia berbunga sebagai tanda musim semi.
Memang, sih, mulai berubahnya musim ini juga ditentukan oleh zona waktu masing-masing wilayah.
Rupanya menurut Space.com, ada alasan lain, lo.
Baca Juga : Apakah Alien Ada? Kalau Ada, Kenapa Kita Belum Pernah Menemukannya?
Pada pukul 01:54 tanggal 23 September waktu GMT, Matahari akan melewati celestial equator.
Garis ini adalah garis khayal yang memproyeksikan garis khatulistiwa Bumi ke angkasa.
Pada saat ini belahan Bumi utara dan selatan akan mendapatkan jumlah cahaya matahari yang sama.
Sehingga panjang waktu hari dan malam akan sama di seluruh dunia.
Meski tidak sepenuhnya sama rata, ya, teman-teman.
Baca Juga : Pertama Kali dalam Sejarah! 6 Orang Kelilingi Bulan Tahun 2023
Ini juga mengingatkan kita kalau equinox berasal dari bahasa Latin yang artinya equal night atau malam yang sama.
Lalu, kenapa hari yang menandai bergantinya musim tidak pernah sama setiap tahun, ya?
Ini bisa terjadi karena panjang waktu dalam satu tahun tidak benar-benar sama dengan waktu bumi mengorbit matahari.
Kita biasa mengenal 365 hari dalam satu tahun, kan?
Sementara, waktu Bumi mengorbit Bumi sebetulnya adalah 365,25 hari, teman-teman.
Baca Juga : Kita Bisa Melacak Hewan dari Ruang Angkasa Menggunakan Satelit
Ini juga yang menyebabkan setiap empat tahun sekali kita memiliki 366 hari dalam setahun.
Kita menyebutnya tahun kabisat, yang ditandai dengan tanggal 29 Februari.
Karena adanya tahun kabisat, tanggal pasti pergantian musim yang sesuai ekuinoks dan solstice pun juga pasti bergeser, teman-teman.
Fenomena solstice sendiri menandai pergantian musim panas dan musim dingin, yang tidak kita alami di Indonesia.
Baca Juga : Jika Asteroid Jatuh ke Bumi, Apa yang Harus Dilakukan?
Kita lihat video ini, yuk!
Source | : | space.com |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR