Bobo.id - NASA baru saja merilis foto-foto yang diambil dari balon yang diluncurkan NASA dengan ketinggian 50 mil di atas permukaan Bumi.
Balon ini ternyata menangkap pemandangan yang luar biasa saat melintas di Arktik, lo.
Fenomena langka yang disebut awan noctilucent atau polar mesopheric clouds (PMC) ini terlihat tidak lama setelah matahari terbenam di daerah kutub saat musim panas.
Baca Juga : Tidak Berwarna Jingga, Langit Sore di Mars Berwarna Biru, Kok Bisa?
Awan yang juga disebut awan biru elektrik ini terbentuk oleh krostal es yang berinteraksi dengan pecahan meteor yang rusak.
Fenomena ini adalah hal dianggap unik dan menarik oleh para peneliti, karena pada saat diamati pada tahun 2003, peneliti tidak tahu apa yang menyebabkan terbentuknya fenomena awan ini.
Pada saat itu, peneliti masih belum mengetahui apakah awan biru elektrik disebabkan oleh debu angkasa atau terbentuk oleh pemanasan global.
Balon milik NASA diterbangkan untuk mempelajari PMC selama lima hari dan melakukan perjalanan dari Swedia menuju Kanada melalui Arktik.
Melalui kamera yang ada pada balon tersebut, peneliti dapat menyaksikan aliran energi dari gelombang gravitasi yang lebih besar ke aliran yang lebih kecil dan tidak stabil.
Gelombang gravitasi ini disebabkan oleh udara yang didorong ketika bertemu rintangan, seperti pegunungan dan pecah seperti gelombang laut di pantai.
Selama lima hari perjalanannya, balon milik NASA ini bahkan sudah memotret enam juta gambar beresolusi tinggi, lo.
Baca Juga : Keren tapi Berbahaya, Ini Cara NASA Lindungi Bumi dari Asteroid
Melalui foto fenomena langka yang ditangkap oleh balon milik NASA ini, para peneliti berharap bisa memberikan wawasan baru mengenai awan elektrik biru tersebut.
Awan biru elektrik atau PMC pertama kali diamati pada tahun 1885, dua tahun setelah letusan gunung berapi Krakatau yanga da di Inodnesia, lo.
Penelitian ini untuk mengetahui apakah awan biru elektrik terbentuk sebagai akibat dari letusan gunung Krakatau.
Source | : | Kompas.com,newsweek.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR