Bobo.id - NASA sedang mengembangkan rencana untuk mengirim manusia ke Mars, nih, teman-teman.
Mereka mengatakan akan memulai misi ini sekitar tahun 2030-an.
Namun, banyak tantangan yang harus dihadapi jika ingin melaksanakan misi ini, baik dari roket, astronaut, hingga planet tersebut.
Menurut data terbaru dari pesawat ruang angkasa yang bekerja di sekitar Mars, perjalanan ke sana ternyata sangat berbahaya jika diukur dari jumlah radiasi yang akan mengenai astronaut.
Baca Juga : Bintang Terkecil yang Pernah Ditemukan, Hanya Sebesar Planet Saturnus
Radiasi yang ada di Mars disebut juga radiasi kosmik. Radiasi ini terbentuk dari partikel-partikel kecil yang bergerak sangat cepat dan sulit ditangani oleh tubuh manusia.
Radiasi kosmik ini sebenarnya bergerak melintasi semua ruang di antariksa, tapi atmosfer Bumi melindungi kita dari dampak buruk radiasi ini.
Ini berarti semakin jauh manusia meninggalkan Bumi, maka radiasi kosmik yang mengenai tubuh akan semakin besar juga.
Dengan pergi ke ruang antarplanet, astronaut akan mendapatkan radiasi yang lebih banyak dari manusia di Bumi.
Bahkan, jumlahnya ratusan kali lebih besar dibandingkan dengan para kosmonaut yang berada di Stasiun Ruang Angkasa Internasional, lo.
Hasil yang didapatkan dari pesawat ruang angkasa milik European Space Agency (ESA) yang telah mengelilingi Mars sejak 2016 menunjukkan perjalanan ke Mars akan memberikan paparan radiasi yang cukup banyak bagi astronaut.
Baca Juga : Antares, Bintang Merah Super Besar yang Paling Terang di Rasi Scorpio
Pesawat ruang angkasa bernama Exomars Gas Orbiter tersebut membawa dosimeter, alat yang digunakan untuk mengukur radiasi.
Hasilnya, dengan melakukan perjalanan pergi-pulang dari Mars akan memberikan paparan radiasi hingga 60% dari batas maksimum!
Tapi angka ini diperkirakan masih akan bertambah, karena sebelum pergi ke Mars, astronaut harus menghabiskan beberapa waktu di permukaan planet yang juga menimbulkan paparan radiasi.
Lihat video ini juga, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | iflscience.com,National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR