Bobo.id - Setiap tahunnya, kita memperingati Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni dan Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober.
Pancasila dijadikan sebagai dasar negara kita dan burung Garuda sebagai lambang negara Indonesia.
Jika kita perhatikan, burung garuda terllihat gagah dengan adanya perisai di tubuhnya yang berisi simbol dari 5 butir Pancasila dan juga di cakarnya ada tulisan Bhinneka Tunggal Ika.
Burung garuda sebagai lambang negara ini dirancang oleh Sultan Hamid II dan diresmikan sebagai lambang negara pada tahun 1950.
Baca Juga : Paruh-Sabit Coklat, Burung yang Tak Kalah Indah dyngan Cendrawasih
Pemilihan burung garuda sebagai lambang negara karena garuda dinilai sebagai burung yang tangguh, kuat, dan mewakili kebaikan hati masyarakat Indonesia, lo.
Burung garuda ternyata merupakan sebuah mitologi atau mitos yang ada di agama Hindu dan Buddha.
Dewa Wisnu menggunakan burung garuda sebagai kendaraannya karena burung garuda dianggap sebagai burung yang gagah dan berani.
Burung garuda dalam mitologi agama Hindu dan Buddha digambarkan mempunyai bulu berwarna emas di tubuhnya, berwajah putih, bersayap kemerahan, dan berukuran sangat besar.
Karena menjadi kendaraan bagi dewa Wisnu, burung garuda juga memiliki sifat yang sama seperti dewa Wisnu, nih, yaitu sebagai pemelihara dan penjaga alam semesta.
Kalau di Indonesia, khususnya di pulau Jawa, teman-teman juga bisa melihat burung yang mirip dengan burung garuda, nih.
Ya, burung garuda ini bentuknya sangat mirip dengan burung elang jawa atau nisaetus bartels.
Burung Elang Jawa dinilai sangat mirip dengan burung garuda karena memiliki bentuk fisik yang sangat mirip dengan burung garuda.
Elang Jawa memiliki sayap yang berwarna cokelat keemasan yang sama dengan warna bulu burung garuda, dan juga memiliki jambul yang sama dengan yang dimiliki burung garuda.
Baca Juga : Burung Merak, Burung Terbesar dan Terindah yang Bisa Terbang
Namun sayangnya, meskipun burung Elang Jawa memiliki kemiripan dengan burung garuda, burung Elang Jawa ini hampir punah, lo, teman-teman.
Kelangkaan burung Elang Jawa ini karena Elang Jawa betina hanya bertelur dua tahun sekali, dan menghasilkan satu butir telur saja dan juga hutan yang mejadi habitatnya sudah banyak ditebang.
Tapi beberapa pihak ada yang mengatakan kalau burung garuda dan Elang Jawa berbeda, serta mengatakan kalau burung garuda bukan sekedar hewan mitologi.
Wah, kira-kira burung garuda benar-benar ada atau hanya mitos dalam agama Hindu dan Buddha, ya?
Source | : | Berbagai Sumber |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR