Bobo.id - Saat akan bepergian menggunakan transportasi umum seperti pesawat atau kereta, kita harus memiliki tiket untuk dapat melakukan perjalanan.
Namun, tidak jarang ada yang tidak membeli tiket dan menjadi penumpang ilegal atau tidak sesuai aturan, nih.
Bukan hanya manusia, ternyata ular juga bisa, lo, menjadi penumpang ilegal dalam pesawat.
Saat terjadi Perang Dunia kedua, ada seekor ular pohon berbisa Boiga irregularis yang menjadi penumpang ilegal di sebuah pesawat militer.
Baca Juga : Laba-Laba Kecil Ini Membuat Jaring Sepanjang 300 meter! Lihat, yuk!
Pesawat militer ini terbang dari Australia ke pulau terpencil Guam yang terletak di bagian barat Samudra Pasifik.
Ular berbisa ini kemudian menjadi penghuni di pulau Guam dan memengaruhi populasi burung asli Pulau Guam.
Hal ini terjadi karena setibanya di pulau Guam, ular Boiga menjadi predator puncak karena tidak ada hewan lain yang memburunya di tempat itu.
Ular Boiga pun dapat dengan mudah berkembang biak di pulau Guam dan menjadikan burung asli Pulau Guam dan sekitarnya sebagai makanannya, nih.
Menurut badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), ular boiga ini merupakan spesies asli dari Indonesia, kepulauan Solomon, Papua Nugini, dan Australia.
O iya, ular Boiga ini termasuk spesies ular yang unik, lo, karena memiliki dua racun yang terpisah.
Untuk burung dan reptil, racun atau bisa yang dikeluarkan ular boiga akan 1.000 kali lebih mematikan.
Sedangkan jika menggigit manusia dewasa, efek yang ditimbulkan hanya berakibat kecil, nih.
Baca Juga : Burung Ara Biru Kuning yang Berumur Panjang, di Mana Habitatnya, ya?
Racun seperti yang dimiliki oleh ular boiga ini tidak hanya dimiliki oleh satu spesies saja, lo, tapi juga ada spesies lain yang memiliki racun ganda.
Peneliti mengatakan, kalau perpindahan ular boiga ke habitat baru ini kebanyakan disebabkan mereka menjadi penumpang ilegal pesawat.
Selain ke Pulau Guam, ular boiga ternyata juga pernah melakukan perjalanan ke Hawaii sebagai penumpang ilegal. Untungnya mereka berhasil dicegat sebelum masuk ke bandara Hawaii.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR