Bobo.id - Berbohong adalah mengucapkan sesuatu yang tidak sama dengan apa yang terjadi sesungguhnya.
Berbohong ini biasanya dilakukan untuk menutupi hal-hal yang sebenarnya salah atau tidak sesuai, tapi terlalu takut untuk bicara yang sebenarnya.
Mengatakan sesuatu yang bohong ini bisa saja sudah direncanakan sebelumnya atau terjadi secara spontan atau tiba-tiba.
Ada juga orang yang akan berhenti berbohong setelah mengucapkan satu kali kebohongan, tapi ada juga yang terus-terusan berbohong untuk menutupi kebohongannya yang pertama.
Baca Juga : Keren! Pria Ini Bisa Menggambar Wajahnya Mirip Gaya Kartun Terkenal!
Hmm, mengapa, ya, ada orang yang justru menutupi kebohongan dengan kebohongan lainnya?
Ternyata hal ini ada penjelasan ilmiah atau psikologisnya, lo.
Saat seseorang berbohong, hal itu dilakukan untuk menyelamatkan dirinya dari kondisi terburuk, mengendalikan situasi, hingga mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri.
Para ahli mengatakan kalau kebiasaan berbohong ini ternyata tergantung dari respon otak seseorang.
Saat berbohong, bagian otak yang paling aktif bekerja adalah amigdala, yang berperan dalam mengatur emosi, perilaku, dan motivasi seseorang.
Pada saat berbohong untuk pertama kalinya, amigdala menolak perilaku yang kita lakukan dengan menimbulkan respon emosi.
Nah, respon emosi ini berupa rasa takut yang muncul ketika berbohong untuk pertama kalinya.
Baca Juga : Sering Tertukar, Ini Bedanya Lingkaran, Bulat, dan Bundar
Pada saat berbohong pertama kali, fungsi tubuh akan berubah, seperti detak jantung lebih cepat, berkeringat, hingga gemetar, lo.
Namun jika saat berbohong untuk pertama kali tidak ada hal buruk yang terjadi, maka amigdala akan menerima perilaku ini dan tidak lagi mengeluarkan respon emosi.
Karena tidak ada respon emosi lagi, maka otak mengira tidak masalah untuk mengatakan kebohongan lainnya.
Baca Juga : Penyakit Ini Membuat Penderitanya Tidak Sadar Sedang Berbohong
Otak kita sebenarnya menolak untuk melakukan kebohongan, lo, tapi otak kita akan dengan cepat beradaptasi jika kebohongan yang pertama dilakukan tidak menimbulkan efek buruk.
Source | : | hellosehat.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR