Bobo.id - Apakah teman-teman ingat kapan kita memperingati Hari Sumpah Pemuda?
Sumpah Pemuda kita peringati setiap tanggal 28 Oktober.
Sumpah Pemuda ini merupakan hasil dari kongres para pemuda Indonesia, 90 tahun lalu, di tahun 1928.
Kita cari tahu sejarah Hari Sumpah Pemuda, yuk!
Tokoh-tokoh penting yang membantu mengusahakan kemerdekaan Indonesia, banyak yang berasal dari kaum muda, lo.
Apakah teman-teman ingat, para pemuda juda mendesak Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan kita di tahun 1945.
Nah, peran pemuda dalam kemerdekaan bangsa Indonesia ini dimulai beberapa tahun sejak berdirinya organisasi Budi Oetomo, teman-teman.
Baca Juga : Belajar Sejarah Sambil Memecahkan Misteri di Taman Batu Cipari
Sekitar tahun 1915, para pemuda Indonesia mulai bangkit, meski waktu itu masih dalam kelompok-kelompok suku.
Salah satu pemuda yang memulai ini adalah Satiman Wirjosandjojo, yang menjadi penggerak organisasi Tri Koro Dharmo.
Organisasi Pemuda Tri Koro Dharmo
Berdasar buku Indonesia dalam Arus Sejarah, organisasi Tri Koro Dharmo berdiri pada tanggal 7 Maret 1915.
Dalam bahasa Indonesia, Tri Koro Dharmo artinya Tiga Tujuan Mulia, teman-teman.
Tiga tujuan mulia yang dimaksud adalah sakti, bukti, dan bakti. Mereka menginginkan perubahan cara pandang pemuda dengan kondisi yang ada di Indonesia.
Baca Juga : Di Hari Kesaktian Pancasila, Kita Tengok Museum Pancasila Sakti, yuk!
Anggotanya adalah para pelajar dari perguruan dan sekolah-sekolah di pulau Jawa dan Madura.
Kemudian anggotanya bertambah lebih luas yaitu ditambah pelajar dari pulau Bali dan Lombok. Setelah itu, perkumpulan ini namanya berganti menjadi Jong Java.
Setelah itu, ada berbagai pertemuan organisasi atau kongres yang diadakan untuk menyebarkan pentingnya peran pemuda di Indonesia.
Organisasi ini berusaha memberantas buta huruf agar pemuda Indonesia bisa bebas melihat dunia dengan membaca, teman-teman.
O ya, sebelumya ada organisasi Perhimpunan Indonesia, yang beranggotakan pelajar Indonesia di Belanda.
Baca Juga : 3 Gedung Pencakar Langit Pertama di Indonesia, Pernah Tahu?
Di tahun 1913, beberapa tokoh seperti Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat masuk ke dalam organisasi Perhimpunan Indonesia.
Kemudian dari sana, perhimpunan ini juga mulai berperan aktif untuk kemerdekaan Indonesia.
Sultan Sjahrir dan Mohammad Hatta juga merupakan tokoh yang menjadi anggota Perhimpunan Indonesia, teman-teman.
Persatuan Pemuda Tanah Air
Setelah Perhimpunan Indonesia pulang ke tanah air, para pemuda memiliki tujuan untuk mengurangi perpecahan di Indonesia.
Perpecahan pada masa itu diakibatkan oleh banyaknya perbedaan aneka suku bangsa dan agama yang ada di Indonesia.
Kemudian, organisasi pemuda di Indonesia mulai tumbuh.
Baca Juga : Keren! Anak-Anak Ini Jadi Player Escort Timnas U-19 Indonesia
Di antaranya ada Jong Batak, Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islaminten Bon, Pemuda Kaum Betawi, dan Pemuda Pelajar-Pelajar Indonesia.
Para pemuda pun ingin bersatu demi Indonesia merdeka, karenanya mereka pun ingin berkumpul dalam sebuah musyawarah besar.
Akhirnya, Kongres Pemuda I diadakan pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926.
Saat itu, para pemuda masih terbawa oleh kesukuannya masing-masing, teman-teman.
Mereka kemudian sadar kalau mereka mengedepankan kepentingannya sendiri-sendiri, akan mempersulit persatuan Indonesia untuk melawan penjajah.
Baca Juga : 3 Hewan yang Ada di Cerita Bona, Ada Hewan Langka Indonesianya, lo!
Kongres Pemuda II pun diadakan pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928.
Para pemuda mulai bersatu dengan perasaan bangga sebagai anak bangsa Indonesia.
Saat itu kepanitian kongres ini juga berasal dari berbagai perkumpulan, nih.
Pemuda dari berbagai organisasi daerah berkumpul di Batavia membuat kesepakatan bersama untuk bersatu, inilah yang kita kenal dengan nama "Sumpah Pemuda", teman-teman.
Makanya, momentum Sumpah Pemuda mengingatkan kita untuk selalu bersatu mencapai tujuan bersama, seperti para pemuda yang ingin Indonesia merdeka.
Persatuan memang indah, ya, teman-teman!
Baca Juga : Orang Jerman Bikin Rumah Budaya Indonesia di Frankfurt, Bangga, deh!
Lihat juga video ini, yuk!
Cara Bersikap terhadap Barang yang Dipakai, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | kompas |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR