Bobo.id - Ada sebuah asteroid berwarna biru yang dianggap aneh oleh para astronom, nih.
Asteroid biru yang bernama Phaethon ini dianggap aneh karena memiliki orbit yang tidak biasa dan tidak seperti asteroid pada umumnya.
Phaethon yang berwarna biru langka ini memiliki orbit melintas di bawah sinar matahari dan keluar melewati orbit Mars.
Satu kali mengorbit, biasanya dibutuhkan waktu selama 1,4 tahun Bumi. Hal ini lebih umum terjadi pada komet daripada asteroid, lo.
Meskipun Phaethon memiliki orbit yang sama seperti komet, tapi bentuknya saat mengorbit matahari tidak terlihat seperti komet.
Baca Juga : Hujan Meteor Orionid Bulan Oktober, Inilah Puing Komet Halley
Komet yang mendekati matahari akan membentuk awan yang disebut dengan "koma" dan mempunyai ekor panjang yang terbuat dari debu dan gas.
Sedangkan Phaethon hanya terlihat seperti titik kecil yang mengambang di angkasa saja, nih, saat mengorbit ke dekat Matahari.
Para astronom sudah lama menduga kalau Phaethon adalah pecahan dari asteroid biru yang lebih besar bernama Pallas.
Namun kemampuan Phaethon untuk memantulkan gelombang elektromagnetik hanya sekitar 8 persen yang membuatnya hanya setengah terang asteroid Pallas.
Baca Juga : Wah, Ada Bintang Mirip Kacang di Rasi Bintang Centaurus! Pernah Lihat?
Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa Phaethon memiliki permukaan yang berwarna biru di sekelilingnya, yang menunjukkan bahwa objek ini "hangus secara merata" karena Matahari.
Teddy Kareta, mahasiswa University of Arizona yang memimpin penelitian ini mengatakan warna biru yang dimiliki Phaethon menunjukkan kalau asteroid ini telah mengalami pemanasan yang intens, lo.
Selama perjalanannya mengelilingai matahari, Phaethon sudah dipanaskan hingga suhu 800 derajat celcius.
O iya, peneliti juga menduga kalau asteroid Phaethon adalah penyebab dari terjadinya hujan meteor Geminid.
Baca Juga : Pusaran Berbentuk Segi Enam di Kutub Utara Planet Saturnus
Hujan meteor Geminid adalah hujan meteora yang terjadi setiap bulan Desember dan satu-satunya hujan meteor yang berasal dari benda apapun selain komet.
Sebelum Phaethon ditemukan, astronom tidak tahu, nih, dari mana Geminid berasal.
Namun setelah mengamati kalau orbit Phaethon cocok dengan jejak puing yang menyebabkan hujan meteor tahunan ini, para astronom kemudian memutuskan kalau Phaethon adalah penyebab terjadinya hujan meteor Geminid.
Kemungkinan lain yang diduga oleh astronom kalau Phaethon sebenarnya adalah komet yang tidak aktif, dan berubah menjadi asteroid.
Maka itu, para astronom masih belum bisa sepenuhnya mengelompokkan Phaethon menjadi asteroid.
Itu karena Phaethon terlihat seperti asteroid, tapi melepaskan ekor debu kecil saat berada di dekat matahari, hampir sama seperti yang dilakukan komet.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR