Ia kemudian pindah ke sekolah thawalib, lalu jadi murid yang paling pandai.
Selain pandai, Rasuna Said juga ahli berpidato, teman-teman. Beliau adalah sosok yang percaya diri dan bersemangat.
Di usia 22 tahun, Rasuna Said ditangkap dan di penjara oleh pihak Belanda, di masa sebelum kemerdekaan.
Saat itu ia diasingkan ke penjara perempuan Bulu, Semarang, Jawa Tengah. Saat itu, banyak surat kabar Indonesia dan Tiongkok-Melayu yang memprotes tindakan pihak Belanda ini.
Di sana, ia juga bertemu dengan pemimpin perempuan lainnya yang ditahan karena tulisannya dianggap menghasut rakyat untuk melawan penjajah.
Baca Juga : Fakta Guru, Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Sebelumnya, Soekarno yang di tahun 1930 menjabat sebagai pemimpin Partai Nasional Indonesia, juga dijebloskan di penjara Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Peristiwa-peristiwaini kemudian membuat masyarakat Indonesia geram dan semakin bersemangat melawan penjajah.
Saat keluar dari tahanan, beliau ingin melanjutkan perjuangan merebut kemerdekaan, tapi keadaan semakin sulit.
Akhirnya, Rasuna Said pergi ke Medan, Sumatera Utara untuk mendirikan Perguruan Puteri dan menerbitkan majalah Menara Puteri.
Saat masa kependudukan Jepang, beliau juga bekerja sama mendirikan Pemuda Nipon Raya dengan Chotib Sulaeman, untuk menyatukan pemuda di Sumatera Barat.
Namun kemudian, perkumpulan ini dibubarkan oleh pemerintah Jepang.
Baca Juga : Pahlawan Nasional: Tjilik Riwut
Source | : | Pahlawancenter.com |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR