Bobo.id - Pada tanggal 7 November yang lalu, umat Hindu di India merayakan festival cahaya atau lebih dikenal dengan festival Diwali.
Saat festival tersebut berlangsung, umat Hindu merayakannya dengan berdoa ke kuil, melakukan beberapa tradisi, dan menerangi kota dan rumahnya dengan berbagai cahaya dari lilin ataupun lampu minyak.
Selain itu, masyarakat India juga merayakan Diwali dengan menyalakan kembang api, nih, teman-teman.
Baca Juga : Kenapa Mulut Kita Mengeluarkan Asap Saat Udara Dingin?
Tapi ternyata menyalakan kembang api membuat beberapa orang ditangkap polisi, karena dianggap sudah membuat pencemaran udara.
Delhi, salah satu kota di India merupakan kota paling tercemar di dunia, karenanya pemerintah membatasi penggunaan kembang api.
Peraturan di kota Delhi mengatakan saat festival Diwali, hanya boleh menyalakan kembang api selama 2 jam saja, teman-teman.
Tapi sayangnya banyak yang tidak menaati peraturan ini, lo.
Penduduk Delhi justru terus menyalakan kembang api berwarna-warni yang menimbulkan suara sangat besar dan membuat udara tercemar.
Bahkan pencemaran udara yang diakibatkan dari kembang api tersebut meningkat 5 hingga 6 kali lipat dari batas aman kota Delhi.
Menurut Kedutaan Besar Amerika Serikat di Delhi, polusi kota Delhi setelah festival Diwali mencapai angka 595, teman-teman.
Padahal, udara di kota lain seperti London dan Paris saja hanya mencapai angka 41 dan 52.
Baca Juga : 3 Kota Ini Punya Cara Unik untuk Menjaga Udara di Wilayahnya Bersih
Pencemaran udara yang sudah lebih dari 100 dianggap bisa membahayakan kesehatan manusia.
Akibatnya, tempat-tempat penting di Delhi, seperti India Gate dan Red Fort diselimuti oleh kabut abu-abu yang berbahaya, nih.
Penduduk di sana pun akhirnya harus menggunakan masker untuk menghindari polusi tersebut, selain itu jarak pandang di jalan utama juga menjadi sangat pendek.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR