Bobo.id - Untuk mengetahui suhu tubuh atau suhu ruangan, kita menggunakan satuan Celcius.
Tapi berbeda halnya, nih, dengan di Amerika dalam menyatakan suhu tubuh dan suhu udara yang menggunakan satuan Fahrenheit.
Penggunaan satuan Celcius dan Fahrenheit ini memiliki perbedaan, teman-teman, salah satunya adalah perbedaan penghitungannya.
Celcius termasuk dalam sistem hitungan matriks (metrik), sedangkan Fahrenheit termasuk dalam sistem hitungan imperial.
Baca Juga : Ternyata Penduduk Asli Amerika Tertua adalah Orang Asia
Sistem penghitungan matriks ini kita gunakan sehari-hari untuk berbagai pengukuran, seperti menghitung jarak dengan milimeter (mm), sentimeter (cm), meter (m), kilometer (km), dan sebagainya.
Penghitungan matriks ini juga kita gunakan untuk mengukur berat, yaitu gram, kilogram (kg), serta suhu yang menggunakan Celcius.
Sedangkan pada sistem penghitungan imperial, tidak banyak digunakan di Indonesia, seperti inch, cup, dan mengukur suhu dengan satuan Fahrenheit.
Celcius dan Fahrenheit juga memiliki perbedaan pada titik beku dan titik didihnya, teman-teman.
Pasti teman-teman sudah mengetahui kalau dalam pengukuran menggunakan satuan Celcius, titik beku berada di 0 derajat, sedangkan titik didih berada di suhu 100 derajat.
Pada pengukuran menggunakan satuan Fahrenheit, titik beku berada di suhu 32, dan titik didih berada di suhu 212 derajat.
Kenapa Amerika menggunakan sistem penghitungan secara imperial ini, ya?
Penghitungan Fahrenheit ditemukan oleh Daniel Gabriel Fahrenheit dan dipatenkan pada tahun 1724 dan menjadi bagian dari British Royal Society.
Baca Juga : Suhu di Gunung Biasanya Lebih Dingin, Apa Sebabnya?
Pada abad ke-18 dan 19 saat Inggris menaklukkan banyak negara jajahannya, pengukuran dengan sistem imperial ini semakin tersebar luas, teman-teman.
Karena inilah Fahrenheit kemudian menjadi sistem standar yang digunakan oleh wilayah-wilayah kekuasaan Inggris.
Kemudian pada akhir abad ke-20 pada saat masa Revolusi Perancis, banyak digunakan sistem penghitungan matriks, seperti Celcius, meter, dan kilogram.
Sistem penghitungan dengan matriks ini akhirnya semakin populer dan digunakan di negara-negara berbahasa Inggris.
Karena kepopuleran sistem penghitungan matriks ini, Amerika kemudian ikut mencoba sistem ini.
Tahun 1875, penggunaan sistem matriks ini disahkan dalam sebuah kongres di Amerika Serikat dan dibuat sebuah alat bantu bernama United States Metric Board unutk memudahkan pembelajaran.
Namun penduduk Amerika Serikat menolak penggantian sistem pengukuran ini, lo.
Hal ini karena pemerintah tidak mewajibkan masyarakat untuk mempelajari dan menggunakan sistem penghitungan yang baru ini.
Masyarakat pun kemudian tidak mau mengubah kebiasaan mereka melakukan penghitungan dengan sistem imperial.
Baca Juga : Apa yang Terjadi Jika Suhu Bumi Naik 1,5 Derajat?
Begitu juga dengan para siswa sekolah yang kesulitan mempelajari dan berhitung dengan menggunakan dua satuan yang berbeda.
Pemerintah Amerika Serikat juga menganggap akan banyak anggaran yang harus dikeluarkan untuk mengubah kebiasaan penghitungannya.
Akhirnya hingga saat ini Amaerika Serikat masih menggunakan sistem penghitungan imperial dalam kesehariannya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR