Bobo.id – Seperti juga planet-planet yang mengitarinya, Matahari juga berputar pada sumbunya.
Baca Juga : Matahari, Pusat Tata Surya
Rotasi Matahari
Matahari diketahui berputar pada sumbunya (rotasi) sekitar 27 hari.
Sebenarnya, tidak seluruh permukaannya berputar dengan kecepatan yang sama, lo.
Di daerah ekuatornya, bintang di pusat Tata Surya ini berotasi selama 25 hari.
Sementara di bagian kutubnya rotasi berlangsung selama 35 hari.
Baca Juga : Apa yang Akan Terjadi Kalau Matahari Tidak Ada?
SOHO
Penelitian tentang Matahari terus dilakukan. Cahayanya yang sangat terang itu membuat perlunya dibuat alat khusus untuk menelitinya.
NASA dan ESA bekerja sama membuat Solar and Heliospheric Observatory (SOHO), observatori yang khusus dibuat untuk mengamati Matahari.
Observatori ini selain untuk mengamati, juga merekam data tentang Matahari.
Baca Juga : Apakah Matahari Benar-Benar Akan Mati?
Rotasi 4 Kali Lebih Cepat dari Permukaan
Dari data SOHO, para ilmuwan peneliti Matahari menemukan bahwa ada perbedaan gelombang seismik di permukaan dan di pusat Matahari.
Dari pengamatan itu diketahui bahwa inti Matahari berotasi sekitar 4 kali lebih cepat dari permukaannya.
Hal ini memang memungkinkan karena bintang yang menjadi pusat Tata Surya itu terdiri dari gas.
Penemuan ini membuat para ilmuwan yang khusus meneliti Matahari makin bersemangat.
Apabila dibandingkan dengan di Bumi, apabila ada pergerakan di bagian dalamnya, maka akan terjadi gemap di permukaan.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | sci-news.com |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR