Teman-teman pasti sudah tahu sampah antariksa. Sampah antariksa adalah puing-puing pesawat, roket, dan satelit yang hancur saat proses percobaan. Beberapa sampah antariksa itu ada yang kembali ke Bumi, lo! Berikut, 5 sampah antariksa yang jatuh ke Bumi.
Baca juga: Satelit yang Tak Digunakan Lagi
1. Bola Besi
Supaya bisa terbang ke antariksa, roket harus didorong oleh booster. Booster tediri dari beberapa bagian, salah satu bagiannya ada yang berbentuk bulat. Mirip seperti bola besi. Pada tahun 1997, ada bola besi yang jatuh di daerah Turley, Oklahoma. Setelah diselidiki, bola besi itu adalah bagian dari booster yang digunakan saat peluncuran roket Delta II tahun 1989.
2. Tangki Minum
Pada bulan Agustus 1965, pesawat antariksa Gemini V diluncurkan. Sebelum terbang ke antariksa, para astronaut dibekali makanan dan tangki minum. Namun, entah bagaimana ceritanya, tangki minum yang ada di pesawat itu jatuh di wilayah Australia, beberapa hari setelah pesawat antariksa itu diluncurkan.
3. Modul Pemindah Beban
Di dalam roket, ada bagian yang bernama PAM-D atau modul pemindah beban. Pada 21 Januari 2001, bagian luar dari PAM-D itu jatuh di Timur Tengah. Lalu, bagian dalamnya jatuh di Seguin dan Georgetown, Texas. O iya, bagian luar PAM-D yang jatuh di Timur Tengah beratnya mencapai 70 kilogram.
Baca juga: Berapa Banyak Sampah di Antariksa?
4. Suku Cadang
Pada tahun 1960-an, banyak pesawat antariksa yang diluncurkan. Dari sekian banyak pesawat yang diluncurkan, ada beberapa yang gagal. Pesawat yang gagal diluncurkan akan menjadi sampah antariksa. Beberapa bagian pesawat itu ada yang jatuh ke Bumi. Pada tahun 1966, beberapa sampah itu ditemukan di Rio Negro Distric, Brazil.
5. Puing Ledakan
Pada 1 Februari 2003, Space Shuttle Columbia hancur saat kembali ke Bumi. kejadian itu menewaskan tujuh orang astronaut. Puing-puing pesawatnya juga jatuh ke Bumi, tepatnya di daerah Texas Timur dan Louisiana. Puing-puing itu mencapai 80.000 potong. Semua puing itu disimpan untuk bahan penelitian.
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR