Ikan badut atau ikan giru, sering juga disebut ikan anemon. Ya, ikan ini hidupnya memang di sekitar anemon. Mereka makan sisa-sisa makanan anemon.
Dipimpin Ratu
Ada yang unik dari ikan cantik yang secara ilmiah disebut Amphiprion ocellaris ini. Mereka memiliki jenis kelamin ganda. Dalam bahasa ilmiah disebut hermaphrodit. Mereka hidup berkelompok dalam sebuah wilayah yang ditumbuhi anemon. Mereka dipimpin oleh satu-satunya ikan badut betina dalam kelompok itu. Itulah sang ratu.
Di antara ikan-ikan badut jantan di dalam kelompok itu, ada satu ikan yang paling besar dan paling agresif. Ikan itu adalah wakil sang ratu. Salah satu tugasnya adalah membuahi telur sang ratu.
Semua Telur Menetas Sebagai Ikan Jantan
Ikan badut betina biasanya bertelur di karang-karang atau bebatuan tak jauh dari anemon. Jumlah telurnya bisa ribuan. Setelah telur-telur menempel sempurna di karang atau bebantuan, ikan badut jantan akan membuahinya. Bila telur-telur kualitasnya kurang bagus, misalnya rusak, berjamur, atau pembuahannya tidak sempurna, maka ikan badut jantan akan memakan telur itu.
Sebaliknya, bila telur itu bagus, maka ikan badut jantan akan menjaganya. Kadang-kadang ditemani oleh ikan badut betina. Telur-telur itu akan menetas 6-10 hari kemudian. Ketika baru menetas dari telurnya, semua ikan badut berjenis kelamin jantan. Setelah telur menetas, anak-anak ikan badut akan ditinggalkan pergi. Anak-anak ikan badut itu harus mencari makan sendiri. Sementara itu orang tua mereka, yaitu sang Ratu dan wakilnya, melakukan kegiatan seperti biasa.
Pengganti Ratu
Sudah dikatakan, sang ratu adalah satu-satunya betina dalam kelompok. Bila suatu saat sang ratu mati, bagaimana nasib kelompok ikan badut itu? Apakah pelan-pelan kelompok itu juga akan mati? Atau apakah mereka akan mendatangkan betina dari kelompok lain? Jawabannya benar-benar tak terduga!
Wakil ratu akan mengubah jenis kelaminnya jadi betina kemudian ia menjadi ratu. Lalu ia akan mencari ikan badut terkuat dalam kelompok untuk dijadikan wakilnya.
Foto: Pixabay
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR