Apakah teman-teman pernah mendengar tentang oarfish? Ikan ini sering dijuluki dengan sebutan “Si Monster Laut”. Dia hidup di laut yang sangat dalam dan jarang terlihat di permukaan.
Namun banyak yang berkata, jika ikan ini tiba-tiba muncul di permukaan, itu merupakan pertanda bencana gempa. Benarkah?
Beberapa orang berpendapat bahwa mitos itu benar. Kenapa? Tempat tinggal oarfish di bawah laut sedalam 1.000 meter. Tempat sedalam itu diperkirakan sangat peka terhadap pergerakan lempeng Bumi di dasar laut. Selain itu, ikan ini mungkin saja bisa mendeteksi tumbukan lempeng di dasar laut yang menjadi penyebab terjadinya gempa.
Selain itu, yuk, kita simak 4 fakta seputar oarfish di bawah ini yang mungkin saja belum banyak diketahui!
1. Ikan Bertulang Terpanjang di Dunia
Pada tahun 1772 pertama kali oarfish raksasa (Regalecus glesne) dikenali. Oarfish jarang terlihat karena kebiasaannya hidup di kedalaman 1.000 meter di bawah laut. Ikan ini memiliki panjang sekitar 17 meter dengan berat 270 kilogram.
Di Palau, oarfish disebut ikan ayam jantan karena memiliki sirip yang ramping dan berwarna merah. Sebagian orang menyebutnya ikan pita karena bentuk tubuhnya yang panjang seperti pita.
2. Lembek dan Lengket
Terkadang oarfish tidak sengaja terjaring oleh para nelayan dan sebagian dari mereka ada yang pernah memakannya. Mereka bilang, daging ikan ini “lembek dan lengket”.
3. "Monster" Pemakan Plankton
Oarfish memang terlihat menyeramkan seperti monster, tetapi kenyataannya ikan ini tidak berbahaya bagi manusia. Makanannya hanya plankton kecil. Pencernaannya pun tidak bisa menampung sesuatu yang besar. Bahkan oarfish tidak memiliki gigi. Dia hanya memiliki tulang insang yang digunakannya untuk menangkap dan menyaring organisme kecil.
4. Memiliki Sedikit Sisik
Rata-rata ikan bertulang memiliki sisik yang banyak, tetapi berbeda dengan oarfish. Oarfish hanya mempunyai sedikit sisik. Ikan ini memiliki bonggol kecil bertudung perak yang disebut guanine dengan kulit yang lembut serta mudah rusak di permukaan. Padahal, mereka sudah beradaptasi dengan tekanan besar di laut dalam, lo!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | KUSSUSANI |
KOMENTAR