Jika pernah mencicipi kue onde-onde, pasti tidak asing lagi dengan butiran biji berwarna putih di bagian luarnya. Nah, biji itu sering kita sebut dengan wijen, yang biasanya digunakan sebagai pelengkap berbagai makanan. Meskipun ukurannya mungil, wijen ternyata memiliki banyak manfaat bagi kita.
Wijen (Sesamum indicum) dihasilkan oleh tanaman yang berdaun lebar. Tingginya sekitar 50 sampai 100 sentimeter. Untuk tumbuh, wijen membutuhkan suhu panas. Karena itu, wijen biasanya dijumpai di daerah-daerah tropis, seperti Indonesia.
Penyebaran Tanaman Wijen
Wijen diperkirakan sudah ada sejak 3500-3015 Sebelum Masehi. Wijen berasal dari Afrika, lalu mulai tersebar luas ke Tiongkok dan India.
Saat ini, wijen pun sudah dibudidayakan di Indonesia, seperti di Gunung Kidul, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Lampung. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah penghasil biji wijen terbaik di Indonesia.
Campuran Madu
Tentara Romawi kuno memakan campuran biji wijen dengan madu untuk memberikan kekuatan dan energi. O iya, biji wijen yang dicampur madu ini juga bisa dipercaya menambah kecantikan bagi kaum perempuan.
Minyak Wijen
Tanaman wijen ini memiliki minyak nabati atau minyak tumbuhan yang kaya akan vitamin E. Dulu, masyarakat Tiongkok juga memanfaatkan minyak wijen yang dibakar untuk membuat tinta. Selain itu, minyak wijen juga digunakan sebagai bahan bakar lampu, menyembuhkan gigi, dan memperbaiki kulit yang rusak.
Wijen Putih dan Hitam
Wijen terdiri dari dua jenis, yaitu wijen putih dan hitam. Tidak hanya warnanya saja yang berbeda, kandungan gizinya pun berbeda.
Biji wijen hitam mengandung zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang terkandung di biji wijen putih. Sebaliknya, biji wijen putih mengandung kalsium yang lebih tinggi dibandingkan yang terkandung pada biji wijen hitam. Namun, keduanya sama-sama kaya akan asam lemak, vitamin, dan serat makanan.
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR