Nah, setelah tahu sinopsis dan orang-orang keren di balik film ‘Knight Kris’, kali ini Bobo akan mengulas tentang cerita di balik pembuatan film ini. Yuk, kita simak!
Tokoh Pewayangan
Nama-nama tokoh dalam film ini diambil dari tokoh pewayangan, lo. Misalnya nama Bayu diambil dari salah satu tokoh wayang yaitu Bayu sebagai Dewa Angin. Nama Asura juga diambil dari tokoh wayang bernama Narakasura, yaitu raja raksasa. Kebanyakan nama-nama di film ini diambil dari cerita Mahabarata.
Film ini dibuat dengan nuansa pewayangan ternyata ada tujuannya, yaitu untuk mengenalkan kepada kita, anak-anak zaman sekarang, tentang budaya Indonesia. Film ini sangat banyak memasukkan unsur-unsur budaya, termasuk tokoh Empu yang hanya ada di cerita-cerita kuno.
Butuh Waktu 5 Tahun
Proses pembuatan film animasi ini ternyata tidak mudah, lo. Sang produser membocorkan rahasia, bahwa proses pembuatannya membutuhkan waktu 5 tahun. Wow! Lama sekali ya. 5 tahun itu terbagi ke dalam 2 proses, yaitu praproduksi dan produksi.
Saat proses prapoduksi, mereka mencari ide, menulis skenario, dan lain-lain. Itu membutuhkan waktu sekitar 3 tahun. Sedangkan proses produksinya itu membutuhkan waktu 2 tahun sampai akhirnya selesai dan bisa ditayangkan di bioskop.
Alasan kenapa butuh waktu sangat lama itu karena produser, sutradara, dan semua kru ingin film ini hasilnya berkualitas. Mereka ingin film ini bukan hanya menjadi hiburan saja, tapi juga menjadi sarana belajar untuk kita, anak-anak Indonesia.
Belajar dari Film
Seperti film-film pada umumnya, film ini juga mengajarkan kita banyak hal. Film ini menanamkan sifat-sifat positif pada kita, seperti sifat ksatria, keadilan, keberanian, kebajikan, dan lain-lain. Film ini juga menunjukkan kalau bullying itu tidak baik dan bagi yang melakukannya pasti akan dapat balasan yang setimpal.
Film ini juga mengajarkan kita untuk menolong orang lain, walaupun orang itu sudah berbuat jahat kepada kita, apalagi orang-orang yang sudah berbuat baik. Pokoknya, film ini bagus untuk ditonton anak-anak Indonesia.
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR