Burung bidadari yang memiliki nama ilmiah Semioptera wallacii ini terlihat sangat cantik. Ia pandai menari sambil memamerkan bulu-bulunya yang indah. Burung ini hanya ditemukan di hutan Halmahera, Maluku Utara. Alfred Russel Wallace menyebutnya bird of paradise atau burung dari surga.
Bidadari jantan yang cantik
Dalam dunia burung, burung jantan lebih cantik dibanding yang betina. Kecantikan burung jantan bisa dilihat dari warna-warni dan bentuk bulu, serta keterampilannya menari untuk merayu betina.
Saat mencari pasangan, burung bidadari jantan yang memiliki mahkota berwarna ungu dan bulu dada berwarna hijau akan membentangkan sayapnya sambil menari dengan melompat-lompat dan berkicau.
Bidadari jantan yang kegenitan itu sedang berusaha menarik perhatian burung bidadari betina yang berbulu cokelat dan memiliki ekor lebih panjang.
Kalau burung bidadari betina tertarik dan terpesona dengan aksi burung bidadari jantan, ia akan mendekati, bermain kejar-kejaran seperti film India, lalu terlihat berpelukan.
Burung bidadari masih keluarga cendrawasih
Burung bidadari di Halmahera ini masih seturunan dengan burung cendrawasih yang ada di Papua. Kegenitan burung bidadari jantan, juga sama seperti cendrawasih jantan yang suka cari perhatian dengan menari dan memerkan bulu-bulunya yang indah.
Salah satu ciri kecantikan bulu burung ini adalah adanya dua pasang bulu putih yang panjang yang keluar dari sayapnya. Sepasang bulu ini ibarat selendang bagi penari yang dapat digerak-gerakkan.
Sepasang bulu putih yang menjuntai ini sekaligus menjadi simbol ketampanan. Saat burung jantan ini berkelahi dan tercabut bulu indahnya, maka tamat sudah burung jantan untuk mendapatkan pasangan.
Dicatat sejak 1858
Burung ini ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Alfred Russel Wallace di Pulau Bacan pada tahun 1858. Untuk menghormati penemunya, maka nama Wallacii disematkan pada nama burung cantik ini.
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR