“Kok, celanamu basah, Sin? Kan, sudah pakai sepatu boot karet?” omel Paman Kikuk. “Namanya juga banjir, Paman. Kalau basah, ya, wajar, lah...,” kilah Husin.
KUSSUSANI
Sepatu Super
“Ah, itu cuma alasanmu saja. Aku bisa jalan-jalan di banjir tanpa harus berbasah-basah sepertimu,” ujar Paman Kikuk. “Bagaimana caranya? Terbang?” ledek Husin.
KUSSUSANI
Sepatu Super
“Jangan meremehkan, Sin. Tunggu di sini. Aku akan membuktikannya padamu,” tantang Paman Kikuk. Paman Kikuk pergi ke gudang. Tak lama kemudian....
KUSSUSANI
Sepatu Super
Paman Kikuk datang membawa sepatu yang alasnya sudah dipasangi per besar. “Ini sepatu super, Sin. Kamu akan lihat betapa Pamanmu ini sangat jenius!” sumbar Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Sepatu Super
Paman Kikuk mengenakannya di kaki. Lalu, dia melompat. Paman Kikuk memantul-mantul. “Oke, kan?” seru Paman Kikuk. Dia melompat-lompat ke jalan.
KUSSUSANI
Sepatu Super
Beberapa orang yang dilaluinya tampak uring-uringan. “Huh, Pak Kikuk ini aneh-aneh saja!” Mereka menggerutu sembari mengusap lumpur dari wajahnya.
KUSSUSANI
Sepatu Super
Tak berapa lama kemudian, Paman Kikuk pulang. Tangannya menenteng tas plastik. “Aku belikan kamu pisang goreng hangat, Sin!” Hup, Paman Kikuk mendarat di teras dengan selamat.
KUSSUSANI
Sepatu Super
“Banyak orang meneriakiku di jalan tadi, Sin. Sepertinya mereka mengagumi sepatu superku,” pamer Paman Kikuk. “Aku tidak yakin, Paman. Pasti ada sebab lain....” sergah Husin. Apakah kamu tahu sebabnya? (Cerita: Joko SP/ Ilustrasi: Sabariman)
KOMENTAR