Teman-teman suka main gasing tidak? Kalau suka, kira-kira kamu tahu tidak sejak kapan gasing dimainkan oleh manusia?
3.500 Tahun Sebelum Masehi
Bukti sejarah atau naskah kuno yang membahas tentang permainan ini masih belum ditemukan. Jadi, tidak ada yang tahu secara pasti, sejak kapan gasing dimainkan oleh manusia. Meski masih simpang siur, para arkeolog memperkirakan, gasing sudah dimainkan oleh manusia sejak 3.500 tahun Sebelum Masehi.
Penemuan di Baghdad
Perkiraan para arkeolog itu tidak sembarangan. Mereka telah menemukan benda yang mirip dengan gasing, di Kota Tua Ur (sekarang Muqayyar). Kota ini berada 300 km di sebelah tenggara Baghdad, Irak. Benda yang mirip dengan gasing itu terbuat dari tanah liat. Selain di Baghdad, para arkeolog juga menemukan benda yang menyerupai gasing di Yunani, Tiongkok, dan Mesir.
Kapan Gasing Masuk ke Nusantara?
Sampai saat ini, belum ditemukan artefak atau naskah kuno yang membahas tentang masuknya gasing ke Nusantara. Jadi, cerita tentang gasing pun masih simpang siur. Meski begitu, gasing bisa ditemukan di setiap pulau di Indonesia. Bahkan, masyarakat di berbagai pulau itu punya cerita yang berbeda-beda tentang masuknya gasing ke Nusantara.
Masyarakat di Kepulauan Riau percaya, bahwa gasing sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, bahkan jauh sebelum itu. Masyarakat Jawa Barat juga mengatakan, bahwa gasing sudah ada sebelum kemerdekaan. Begitu juga dengan masyarakat Sulawesi, mereka percaya bahwa gasing sudah ada di Nusantara sejak tahun 1930-an (sebelum kemerdekaan).
Banyak Nama
Beda tempat, beda pula nama yang diberikan untuk sebuah gasing. Di daerah Jawa Barat, gasing dikenal dengan nama panggal. Di Lampung, permainan ini disebut pukang, sedangkan di Bengkulu, kepulauan Riau, dan Tanjungpinang disebut gasing.
Nah, Teman-teman, apakah di daerahmu ada cerita tentang gasing juga? Kira-kira, sebutan gasing di tempat kamu apa?
Foto: Ricky Martin
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR