Observatorium adalah sebuah sarana dengan perlengakapan pengamatan langit seperti teleskop untuk mengamati peristiwa yang berkaitan dengan astronomi. Nah, ternyata observatorium ini ada tiga jenis, lo.
Sesuai namanya, observatorium jenis ini terletak di permukaan Bumi. Di sini para astronom bisa melakukan pengamatan benda langit melalui gelombang radio maupun gelombang cahaya. Biasanya observatorium berbasis darat memiliki kubah untuk melindungi alat pengamatan, seperti teleskop yang cukup besar.
Kubah observatorium memiliki celah yang bisa dibuka saat pengamatan dan ditutup saat teleskop tidak digunakan. Kubah ini juga bisa diputar agar teleskop bisa mengamati langit dari arah yang berbeda.
Observatorium berbasis darat tertinggi saat ini adalah Observatorium Atacama di Gurun Atacama, Chile. Sedangkan di Indonesia juga ada Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung.
Observatorium Berbasis Ruang Angkasa
Observatorium ini tidak berbentuk bangunan seperti observatorium berbasis darat. Observatorium berbasis ruang angkasa merupakan teleskop atau alat sejenis yang ditempatkan di ruang angkasa, biasa disebut dengan teleskop antariksa.
Pengamatan dari observatorium jenis ini jauh lebih baik daripada observatorium berbasis darat karena sudah berada di ruang angkasa sehingga pengamatannya tidak terhalang oleh atmosfer maupun radiasi Bumi.
Kalau teman-teman pernah mendengar Teleskop Antariksa Hubble, itulah salah satu observatorium berbasi luar angkasa dan yang paling terkenal.
Nah, kalau observatorium ini letaknya tidak di permukaan Bumi, tapi tidak juga di ruang angkasa. Observatorium berbasis udara terletak di udara, tepatnya di dalam pesawat terbang, lo.
Observatorium jenis ini berada di atas awan sehingga para astronom dapat mengamati benda langit tanpa terganggu oleh awan. Dua observatorium berbasis udara yang saat ini masih digunakan adalah Observatorium Kuiper Airborne dan Observatorium Stratosfer Inframerah.
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR