Anna membuka pintu kamarnya dan lagi-lagi dia melihat pintu berukir itu terbuka. Anna merinding. Dia yakin sekali dia tadi sudah menyuruh bibik pengasuhnya menutup rapat pintu itu.
Perasaan Anna tidak enak. Saat Papa memasang pintu ukir dari Jepara itu, Anna sudah tidak setuju. Anna tidak suka benda-benda berukir yang tampak kuno. Anna takut kalau pintu itu ada penunggunya. Dan, nyatanya sekarang, pintu itu suka membuka sendiri. Lalu ditambah lagi sekarang sering ada suara-suara aneh di rumah. Hiiii…
“Kresek… kresek… “ Suara itu terdengar lagi. Arahnya seperti dari ruangan di balik pintu ukir Jepara itu. Ruangan itu ruangan yang biasa dipakai tamu-tamu Papa. Padahal sekarang Anna tahu pasti sedang tidak ada tamu yang menginap.
“Tap… tap… tap!” Suara dari dalam kamar tamu itu semakin keras. Anna berusaha memberanikan diri dan mengayunkan kaki lemasnya ke kamar tamu itu. Tapi baru jalan beberapa langkah, suara yang lain terdengar, “Eaaaaa…” Hwaaaahhh!
Anna tidak tahan lagi. Ia langsung lari masuk ke kamarnya. Di dalam kamar, Anna menyusup ke dalam selimut. Beribu pikiran buruk terbayang. Bagaimana kalau dulu pintu berukir itu pintu kamar tidur seorang Putri Jepara? Lalu pada zaman penjajahan Belanda, Putri Jepara itu hamil dan dibunuh tentara Belanda? Sekarang suaranya seperti suara arwah Putri dan bayinya merasuk benda bayi menangis! ke dalam pintu berukirnya dan menghantui siapa pun yang keturunan Belanda? Huwaaaah! Mama Anna, kan, orang Belanda.
Anna memejamkan mata rapat-rapat berusaha memikirkan hal lain, tapi bayangan Putri Jepara berkonde dan berkebaya putih itu tidak bisa lepas dari benaknya. Wajahnya yang pucat, bibirnya yang kebiruan, bayi pucat yang menangis di dalam pelukannya. Hwaaaahhh! Anna semakin takut.
“Tap… tap… tap…” terdengar suara langkah kaki di depan kamarnya. Anna semakin dalam masuk ke selimutnya. Duh, bagaimana kalau tiba-tiba dari dalam selimut ada tangan dingin yang meraih betisnya. Hwaaaaahh! Anna meringkuk semakin erat.
Tiba-tiba plek! Sesosok tangan mengguncang bahunya. “Hwaaaaaaaaahh!! Ampuuuun!” Jerit Anna sekencang-kencangnya.
“Anna! Kenapa? Ini Mama.” panggil pemilik tangan itu. Anna membuka mata.
“Mama!” Anna memeluk ibunya.
“Kenapa, Na? Kamu, kok, kayak baru ketemu setan gitu?” tanya Mama.
“Huhuhuhu… Anna takut, Ma, sama pintu ukir Jepara baru itu,” jawab Anna.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR