Dari tahun ke tahun, penduduk di sepanjang pantai timur Selandia Baru selalu paling awal memasuki tahun baru. Mereka juga lebih dulu menikmati sinar Matahari pertama setiap tanggal 1 Januari tiba.
Posisi Matahari
Mengapa bisa demikian? Semua ini karena posisi Matahari. Seperti kita ketahui, matahari terlihat ‘terbit’ di timur, kemudian ‘tenggelam’ di barat. Kenyataannya, bukan Matahari yang bergerak, melainkan Bumi yang berotasi dari barat ke timur. Begitu seterusnya dari hari ke hari.
Nah, pada tanggal 21 Desember, sinar Matahari bergerak dan berada di atas garis balik selatan dan terjadilah musim dingin di belahan utara.
Maka, pada akhir Desember hingga awal tahun baru, Matahari masih berada di wilayah selatan.
Inilah yang membuat Australia mengalami musim panas dan waktu siangnya lebih panjang.
Baca juga : Suku Ini Merayakan Tahun Baru di Bulan Juni
Perbedaan Waktu
Dengan Bumi berotasi dari barat ke timur, maka terciptalah satu putaran rotasi 24 jam. Bumi pun dibagi menjadi 24 zona waktu, masing-masing 1 jam.
Pembagian zona waktu umumnya mengikuti batas povinsi atau negara. Kita pun mengenal WIB (Waktu Indonesia Barat), WITA (Waktu Indonesia Tengah), dan WIT (Waktu Indonesia Timur).
Nah, tidak perlu heran saat Selandia Baru memasuki tahun 2018 yang lalu, kita masih harus menunggu datangnya detik-detik pergantian tahun baru.
Sumber : Majalah Bobo/HGJ
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR