Aku ingin melihat banyak hal. Aku ingin punya petualangan seru. Sayang, Ibu selalu melarang…” gumam Alju. Walau Alju merasa sudah besar, namun ibunya masih belum mengijinkan ia pergi ke hutan sendirian.
Suatu malam, Alju menyelinap nyaman di antara bulu-bulu hangat ibunya. Ia menutup matanya dan membayangkan petualangannya di hutan besar. Alju berencana untuk menyusup dari bawah pagar pembatas. Di saat ibunya sarapan rumput segar, ia akan berlari secepatnya masuk ke dalam hutan.
Pagi hari pun tiba. Alju memberanikan diri lari dan masuk ke dalam hutan. Suasana di dalam hutan, betul-betul membuat Alju berdebar. Ia melihat jamur-jamur putih berhamparan di bawah pohon. Alju melompat-lompat di antara jamur-jamur itu. Ia juga mencoba meluncur di lumut hijau tebal yang licin.
Tak jauh dari tempat itu, Alju melihat beberapa seekor hewan berbulu putih dengan ekor bulat. Ia juga melihat hewan kecil berduri halus. Tubuhnya kadang bergelung seperti bola duri. Mereka berguling-guling di daun-daun kering yang berserakan di tanah hutan.
Alju berkenalan dengan mereka. Ia baru tahu, kalau mereka adalah kelinci dan hedgehog. Mereka mengajak Alju ikut berguling-guling di dedaunan kering itu.
“Asiiik… “ seru Alju girang.
Ketika senja tiba, Alju mulai kelelahan. Ia beristirahat di bawah pohon. Kelinci tadi berlari pulang dan meninggalkan Alju. Hedgehoge lucu tadi juga pamitan untuk masuk kembali ke sarangnya. Alju kini sendirian. Ia mulai merasa dingin dan lapar.
“Ternyata, bebas itu tidak enak juga. Aku mengantuk. Aku ingin tidur di antara bulu-bulu Ibu yang hangat,” gumam Alju dengan mata berkaca-kaca.
Kini, ia harus menemukan jalan pulang ke padang rumput hijau. Namun kini berada di antara semak-semak tinggi. Ia melihat ke sekeliling, dan tidak tahu berada di mana. Di hutan, semua pohon tampak sama. Ia tak tahu harus melangkah ke kiri atau kanan. Ke depan, atau ke belakang.
“Baaa… baaa… Ibuuu, Ibu dimana? Bu, tolong jemput aku. Baaa… Baaa…” Alju mulai mengembik memanggil ibunya.
Alju berjalan tak tentu arah dan mengendus-endus. Tiba-tiba, ia melihat sepasang sepatu but di depannya. Lalu terdengar suara keras,
“Hei, ada domba asing! Dari mana kamu? Berani-beraninya masuk ke hutanku!”
Penulis | : | Dokumentasi Bobo |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR