Bobo.id – Ada banyak hidangan yang populer di Korea Selatan, salah satunya adalah dak galbi.
Apakah teman-teman sudah pernah mencoba makanan yang satu ini?
Hidangan ini mudah ditemukan di daerah Chuncheon, Provinsi Gangwon.
Kira-kira, bagaimana rasanya, ya?
BACA JUGA : 3 Manfaat Makan Kimchi, Hidangan Pendamping Khas Korea Selatan
Hidangan Saat Musim Dingin
Hidangan dak galbi didominasi rasa pedas dari saus fermentasi cabai ala Korea, Gochujang.
Dengan isian ayam sebagai sumber protein dan pemberi rasa rasa gurih, lalu ditambahkan dengan kol, tteokbokki atau kue beras, dan nasi yang menjadi penyeimbang rasa hidangan serta memberi rasa manis.
Hidangan ini sangat nikmat dan pas disantap saat musim dingin tiba.
Sebab kebersamaan saat menyantap dak galbi memberi kesan ‘hangat’.
Ini pula yang membuat dak galbi menjadi sumber kegembiraan setelah perang.
BACA JUGA : Ternyata Ada 5 Warna Khas di Korea Selatan, Tahu Maknanya?
Sumber Kegembiraan Setelah Perang
Dulu, pada 25 Juni 1950, Korea dilanda perang atau yang disebut dengan pertempuran di Chuncheon.
Setelah perang berakhir, keadaan ekonomi sangat menurun dan peternakan ayam menjadi mata pencarian penduduk miskin.
Di masa itu, dak galbi merupakan hasil penemuan yang menggembirakan.
Selain karena bahan untuk membuatnya murah, rasanya juga sangat lezat.
Makanan ini bisa membuat orang-orang jadi berkumpul bersama.
BACA JUGA : Sannakji, Makanan Populer Korea Selatan yang Memakan Gurita Hidup
Menjadi Populer
Pencipta hidangan dak galbi ini adalah Park Sung Soo, pemilik restoran berbahan babi.
Suatu hari, mereka kehabisan daging babi dan memutuskan untuk menggantinya dengan ayam.
Selain murah, bisa dapat banyak juga.
Mereka mengolah ayam sama seperti memasak daging babi, kemudian makanan itu menjadi terkenal.
Sejak saat itu, ada banyak dak galbi yang menggunakan daging ayam sebagai bahan utama olahannya.
Di sepanjang jalan MeyongDong Dakgalbi, kita bisa menemukan banyak penjual makanan ini.
Semua restoran di sana memiliki sejarah dan rasa yang istimewa pada setiap masakannya.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR