Ilmuwan Kumpulkan Kotoran Telinga Paus Selama 146 Tahun, Untuk Apa?

By Avisena Ashari, Rabu, 28 November 2018 | 18:30 WIB
Ilustrasi paus bungkuk (MaxPixel's contributors)

Bobo.id - Parah ahli dari Universitas Baylor, Texas, mempelajari kotoran telinga paus, nih, teman-teman.

Penelitian ini dilakukan untuk mengamati tingkat stres pada paus bungkuk dan paus biru yang hidup di Samudra Atlantik.

Rupanya tingkat stres pada paus ada hubungannya dengan aktivitas manusia, lo.

Para peneliti mempelajarinya lewat kotoran telinga paus yang hidup di sana dari tahun 1870 - 2016.

Baca Juga : Anjing Laut Terkontaminasi Mikroplastik, Apakah Berbahaya?

Peneliti mendapatkan kotoran telinga paus ini dari koleksi sebuah museum.

Kotoran telinga paus asalnya dari earplif laminae, lapisan pertumbuhan di telinga paus.

Dengan mempelajarinya, ahli bisa memeriksa kadar kortisol pada paus, teman-teman.

Kortisol adalah hormon yang dilepaskan tubuh paus saat mereka stres.

Dari jumlah kortisol yang ditemukan, peneliti mencocokannya dengan peristiwa penting dalam sejarah manusia.

Misalnya, peneliti menemukan di tahun 1920,-an 1930-an, dan 1960-an, tingkat kortisol pada kotoran telinga paus meningkat.

Baca Juga : Kotoran Timun Laut Rupanya Baik untuk Ekosistem Alam Laut, lo!

Baca Juga : Wah, Paus Bungkuk Juga Suka Mengganti Lagu Nyanyiannya Seperti Kita