Kabut asap yang ditimbulkan dari letusan Gunung Krakatau ini bahkan diperkirakan setinggi 80 kilometer, lo!
Selain itu, hujan abu yang ditimbulkan dari letusan Gunung Krakatau ini juga berdampak besar terhadap sekitarnya, dan menyebabkan siang hari menjadi sangat gelap seperti malam hari.
Letusan Gunung Krakatau ini menyebabkan sebagian besar Kepulauan Krakatau hancur dan tenggelam, dan benda-benda keras dari Gunung Krakatau terlempar sampai ke Sri Lanka, India, Pakisatan, Australia, dan Selandia Baru.
Nah, pada tahun 1927, 44 tahun setelah letusan besar Gunung Krakatau muncul gunung api baru yang saat ini kita sebut Gunung Anak Krakatau dan tumbuh sekitar 20 inci setiap bulannya.
Baca Juga : Pahlawan Perempuan Indonesia, HR Rasuna Said, Jurnalis yang Andal
Beberapa bulan belakangan, Gunung Anak Krakatau sempat kembali aktif dan mengeluarkan lava pijar, nih, teman-teman.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau ini ditunjukkan dengan aktivitas kegempaan dan keluarnya lava pijar pada 2 dan 3 Oktober 2018 yang lalu.