Wah, Ada Awan Berbentuk Gelombang di Makassar, Berbahaya Tidak, ya?

By Tyas Wening, Rabu, 2 Januari 2019 | 17:43 WIB
Awan berbentuk gelombang tsunami yang terlihat di langit kota Makassar (KOMPAS.com)

Bobo.id - Pada Selasa, 1 Januari 2019 yang lalu, di langit kota Makassar terlihat awan yang berbentuk tidak biasa, nih, teman-teman.

Awan berbentuk gelombang tsunami yang merupakan awan kumulonimbus ini terlihat di langit kota Makassar.

Akibatnya, lima pesawat yang akan mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar harus menunggu sampai cuaca membaik.

Lima pesawat ini harus berputar-putar di ruang udara Makassar selama 15 sampai 20 menit untuk bisa mendarat, teman-teman.

Baca Juga : Kenapa Kita Tidak Boleh Malas Menyikat Gigi? Ayo, Cari Tahu!

Awan yang menggulung di langit kota Makassar ini ternyata merupakan awan kumulonimbus yang berbahaya, lo.

Hal ini karena peristiwa yang dikenal sebagai cell awan kumulonimbus yang cukup besar ini biasanya akan menimbulkan hujan deras yang disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang.

Awan ini akan menghilang dalam satu atau dua jam, tergantung dengan besarnya awan, nih, teman-teman.

Selain dapat menimbulkan hujan deras yang disertai angin kencang, awan kumulonimbus berbentuk gelombang tsunami ini juga berbahaya bagi pesawat yang sedang terbang, lo.

Dilansir dari Kompas.com, Novy Pantaryanto, General Manager AirNav Indonesia cabang Makassar Air Traffic Service Centre (MATSC) mengatakan awan ini berbahaya bagi mesin pesawat.

Awan tersebut bisa membekukan mesin pesawat, karena di dalam gulungan awan kumulonimbus ini terdapat banyak partikel-partikel es.

Selain itu, di dalam awan ini juga terdapat partikel petir dan berbahaya bagi pesawat yang terbang melewatinya atau terbang di dekatnya.

Walaupun awan ini berbahaya bagi pesawat, tapi pihak MATSC sudah mempunyai alat radar cuaca yang bisa melacak cuaca hingga radius 100 kilometer.

Baca Juga : Punya Banyak Manfaat, Sebenarnya Penambangan Kapur Boleh atau Tidak?

Dengan alat radar ini, AirNav bisa memberitahukan pilot untuk membelokkan pesawat menuju daerah yang lebih aman.

Nah, menurut Nur Asia Utami, prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, awan kumulonimbus ini berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan, lo, khususna pesisir barat dan selatan.