Apa Itu Hujan Meteor?
Planet, asteroid, dan benda langit lain di tata surya selalu bergerak mengelilingi Matahari sebagai bintang induk.
Saat berada pada titik terdekat dengan Matahari, permukaan asteroid akan terkelupas dan membuat sisa-sisa debunya akan masuk ke jalur orbit Bumi.
Saat Bumi mengelilingi Matahari, Bumi akan melewati beberapa tempat yang terdapat sisa-sisa debu dari komet atau asteroid tersebut.
Sisa-sisa debu yang berbentuk batuan inilah yang terlihat oleh kita sebagai hujan meteor.
Baca Juga : Ini yang Terjadi di Ruang Angkasa Saat Kita Melihat Hujan Meteor
Berasal dari Asteroid yang Dulunya Komet
Hujan meteor Quadrantid sendiri berasal dari sisa-sisa debu asteroid 2003 EH1 yang dulunya merupakan sebuah komet, tapi mati.
Para astronom meyakini bahwa komet ini tersusun oleh unsur es dan volatil yang kemudian menguap.
Akibatnya, komet ini pun mati dan berubah menjadi sebuah bongkahan batu antariksa yang disebut asteroid.
Saat mencapai jarak terdekatnya dengan Matahari, asteroid ini akan meninggalkan sisa-sisa debu di orbit Bumi.
Nah, saat Bumi melewati sisa-sisa debu asteroid ini, kita yang tinggal di Bumi akan menyaksikan hujan meteor Quadrantid.
Baca Juga : Tahun 2020 Akan Ada Pertunjukan Hujan Meteor Buatan Pertama di Dunia