Dongeng Anak: Mahkota Ular (Bagian 1)

By Sepdian Anindyajati, Jumat, 11 Januari 2019 | 18:33 WIB
Ilustrasi ular viper. (Pixabay)

Nenek itu lalu menyentuh Putri Kathrin dengan tongkat kecil yang ia bawa di tangan kanannya. Seketika gadis itu berubah menjadi ular viper.

Raja Alpen terpukau, tidak bisa berbuat apa-apa. Ia memerhatikan putrinya yang telah berubah menjadi ular, dan merayap di dekat kakinya, menatapnya dengan mata memohon. Nenek penyihir itu berkata lagi,

"Kau tidak akan tinggal dengan ayahmu, yang akan menyayangi dan merawatmu. Kau akan tinggal di seberang sungai, di luar batas kerajaan ayahmu. Kau akan hidup menderita. Kalau mau terus hidup, kau harus bertahan!”

Dan sekali lagi, nenek penyihir itu menyentuh Putri Kathrin yang telah berubah menjadi ular dengan tongkatnya. Ular jelmaan putri itu seketika melesat terbang bagai kilat ke arah yang ditunjuk nenek itu.

Selama kejadian itu, Raja Alpen berdiri tercenung bagai batu. Kini ia baru tersadar. Raja Alpen menarik pedangnya dan menghunuskan ke arah si penyihir.

Nenek sihir itu mengulurkan tongkatnya ke arah Raja Alpen dan berkata mengancam,

“Kalau kau tidak mundur, kau juga akan kuhukum seperti putrimu! Kalian berdua akan menderita dan kerajaanmu akan runtuh!”

Baca Juga : Wah, Burung Beo Kea Bisa Menularkan Kebahagiaan dengan Temannya, lo!

Menyadari kekuatan nenek itu, Raja Alpen meminta ampun dan menyimpan kembali pedangnya.

“Ampuni aku, Nek! Tapi tolong bebaskan putriku dari kutukanmu. Hanya dia satu-satunya ahli waris kerajaan ini,” mohon Raja Alpen.

“Aku tak mungkin membatalkan kutukanku!” kata nenek penyihir.

“Tolonglah, Nek! Bukankah kau juga warga kerajaan ini. Aku berjanji akan memberikanmu hadiah emas dan kehormatan di kerajaanku,” desak Raja Alpen lagi dengan sangat sedih.

Nenek penyihir itu akhirnya merasa iba.

"Aku memiliki kekuatan untuk mengutuk, tapi tidak punya kemampuan untuk membatalkannya. Satu-satunya hal yang bisa kulakukan untuk putrimu adalah menjadikannya Ratu Ular. Nasibnya akan lebih baik karena ular-ular lain akan membantunya kalau dia mendapat masalah.”

Raja Alpen tertunduk sedih. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa lagi.

Baca Juga : 5 Ular Cantik di Dunia, Mana yang Paling Cantik Menurutmu?

Nenek penyihir itu lalu berkata lagi,

“Sekarang, kau harus membuatkan mahkota emas kecil untuk putrimu. Dalam waktu tiga hari, bawalah ke tempat ini. Aku akan menemuimu di sini. Mahkota itu akan kuantarkan pada putrimu. Jika waktunya tiba, mahkota emas itu akan hancur. Pada saat itulah derita putrimu berakhir.”

Raja Alpen pulang dengan sedih ke istananya. Ia memerintah pandai emas untuk membuat sebuah mahkota kecil dari emas murni. Tiga hari kemudian, Raja Alpen kembali ke tempat ia bertemu dengan nenek penyihir. Sesuai janjinya, nenek itu sudah menunggu. Raja Alpen menyerahkan mahkota itu dan memohon sekali lagi untuk berbelas kasih pada putrinya.

Sesuai janjinya, nenek penyihir mengangkat ular jelmaan Putri Kathrin menjadi Ratu Ular. Ia memakaikan mahkota kecil dari emas itu di kepala Ratu Ular. Nenek penyihir memasukkan kekuatan ajaib pada mahkota itu. Sejak hari itu, semua ular pun tunduk pada Ratu Ular.

Putri Katrhin menjalankan hari-harinya sebagai seekor ular. Di saat hari panas terik, ia biasanya melepas mahkota dari kepalanya dan meletakkannya di atas batu di tepi sungai. Saat keluar dari sungai, ia akan menelengkan kepalanya ke mahkota mungil itu, dan mahkota itu akan menempel kembali di kepalanya.

Selain membuat ular-ular lain tunduk pada si pemilik mahkota, mahkota kecil itu memiliki keajaiban lain. Nenek penyihir menyebarkan berita tentang kehebatan mahkota itu pada orang banyak. Mahkota kecil itu bisa menggandakan benda-benda yang ada di dekatnya.

Jika mahkota kecil itu diletakkan di kantong uang, maka uang di dalam kantong bisa bertambah berlipat kali ganda. Jika diletakkan di lumbung gandum atau jagung, maka persediaan makanan itu tak akan pernah habis. Jika diletakkan dimanapun, hal yang sama akan terjadi.

Baca Juga : Wah, Spesies Ular Baru Ditemukan di Dalam Perut Seekor Ular Lainnya!

Kekuatan sihir mahkota kecil itu tidak akan hilang walau pemiliknya telah meninggal. Tidak heran, banyak orang berusaha keras merampok mahkota kecil milik sang Ratu Ular. Namun, tak ada yang tahu kalau kutukan akan jatuh pada pemilik terakhir mahkota itu, jika mahkota itu hancur.

Suatu pagi, ada seorang petani miskin menunggang keledainya di hutan. Karena merasa haus, dia turun dari keledainya untuk minum dari aliran air sungai di dekatnya. Namun ia jadi berhati-hati saat melihat seekor ular berenang di air jernih. Ketika akan menghindar dari tempat itu, matanya melihat sebuah mahkota emas kecil berkilau tergeletak di batu di tepi sungai.

Secepat kilat petani itu mengambil mahkota itu dan melompat ke keledainya, lalu pergi dengan girang. Ketika Ratu Ular tahu mahkotanya telah diambil, ia berdesis keluar dari air, dan merayap sangat cepat mengejar si petani.

Baca Juga : Reptil-Reptil Terkecil di Dunia, Ada Ular yang Hanya Sebesar Spaghetti

Lihat juga video ini, yuk!