Cerita Misteri: JEN HSIU

By Sepdian Anindyajati, Senin, 14 Januari 2019 | 14:30 WIB
Ilustrasi ayam jantan. (Pixabay)

Hsiu berterimakasih pada pendeta kuil yang ikut hadir di pemakaman Jen. Sang pendeta sempat menyebut nama Shen Chu Ting, yang meninggalkan mayat ayah Hsiu di kuil.

Enam bulan pun berlalu. Keluarga Jen sudah sangat miskin. Untunglah, Hsiu yang pintar mendapat beasiswa. Ia bisa melanjutkan sekolah untuk mendapat gelar sarjana.

Baca Juga : Memotong Bawang Bisa Membuat Kita Menangis, Ini Rahasia di Dalamnya

Sayangnya, walaupun pintar, Hsiu berteman dengan pemuda-pemuda yang suka mengadu ayam. Hsiu jadi terpengaruh dan ikut suka mengadu ayam.

Ibunya sudah melarang, namun Hsiu tidak mendengarkan. Akibatnya, pada ujian tingkat pertama, Hsiu tidak naik tingkat. Ibunya sangat marah dan sedih. Ia tidak mau memasak makanan untuk Hsiu.  

Hsiu kini setiap hari memasak makanannya sendiri. Ia sedih karena rindu akan masakan ibunya. Ia akhirnya sadar dan berjanji tidak akan pernah adu ayam lagi. Sejak hari itu, ia mengurung diri dan belajar dengan rajin. Beberapa tahun kemudian ia lulus menjadi sarjana dan menjadi yang terbaik.  

Ibunya sekarang menyarankan dia untuk mengambil murid. Sayangnya, kebiasaan buruk Hsiu yang dulu, masih diingat oleh orang orang desa.

Ia masih dianggap sebagai pemuda yang tak bertanggung jawab dan suka mengadu ayam. Tak ada orangtua yang mau mempercayakan putra putri mereka untuk diajari oleh Hsiu.

Baca Juga : Wah, 6 Tanaman Ini Bisa Bantu Kita Mengusir Nyamuk di Rumah!

Suatu hari, pamannya yang bernama Chang akan berdagang ke kota besar.

Ia mengajak Hsiu ikut berlayar bersamanya dan berjanji untuk membayar semua biaya. Hsiu senang. Ia membawa ayam kesayangannya. Ibunya mengingatkan untuk tidak adu ayam.

“Ayam ini ikut untuk menemaniku, Bu. Agar aku tidak kesepian di kota lain,” kata Hsiu sambil mengelus jengger ayamnya.