Bobo.id – Apakah teman-teman pernah melihat gambar galaksi? Kalau belum, teman-teman bisa lihat gambar di atas.
Gambar seperti itu merupakan gambar sebuah galaksi spiral, seperti galaksi kita, Bimasakti.
Coba teman-teman perhatikan gambar itu. Pusat galaksi terlihat seperti sebuah titik terang.
Padahal, menurut penelitian, di setiap pusat galaksi ada lubang hitam supermasif.
Baca Juga : Mengapa Nama Galaksi dan Nebula Kebanyakan Diawali Dengan NGC?
Sesuai dengan namanya, lubang hitam itu gelap, seolah-olah berwarna hitam.
Namun, kenapa pusat galaksi selalu digambarkan sebagai titik terang, ya? Kenapa tidak dibuat gelap karena ada lubang hitam?
Lubang Hitam di Pusat Galaksi
Pada 1974, seorang fisikawan asal Inggris bernama Sir Martin Rees mengungkapkan bahwa lubang hitam supermasif kemungkinan berada di pusat galaksi.
Pernyataan ini mengundang banyak ilmuwan itu menelitinya lebih lanjut dan banyak penelitian yang menemukan bukti yang sama.
Salah satunya adalah bukti penelitian bahwa bintang-bintang dan material lainnya di pusat galaksi bergerak dengan gerakan yang aneh.
Baca Juga : Wah, Tabrakan Galaksi Dapat Membangkitkan Lubang Hitam Super Besar!
Para astronom memperkirakan gerakan aneh ini disebabkan karena adanya objek bergravitasi besar yang tidak terlihat, seperti lubang hitam.
Mereka meyakini bahwa lubang hitam supermasif berada di setiap pusat galaksi, termasuk juga di galaksi kita.
Bimasakti juga memiliki lubang hitam supermasif di pusatnya. Lubang hitam itu dinamakan Sagitarius A*.
Lubang hitam ini dinamakan Sagitarius A* karena memang terlihat dari arah rasi bintang Sagitarius, teman-teman.
Baca Juga : Bimasakti dan Galaksi Kerdil Akan Bertabrakan! Bagaimana dengan Bumi?
Lubang Hitam Tidak Mengisap Semua Materi
Selama ini, mungkin teman-teman berpikir bahwa lubang hitam mengisap semua materi yang berada di dekatnya.
Lubang hitam memang memiliki gravitasi yang sangat besar sehingga bisa mengisap semua materi, bahkan juga cahaya.
Namun, materi dan objek antariksa yang diisap oleh lubang hitam merupakan objek yang berada di dalam horizon peristiwa.
Horizon peristiwa sendiri merupakan batas dari gravitasi lubang hitam.
Baca Juga : Bagaimana Jadinya Kalau Galaksi Bima Sakti dan Andromeda Bertabrakan?
Bintang, planet, atau materi lainnya yang berada di luar horizon peristiwa tidak akan bisa diisap oleh lubang hitam.
Misalnya, kalau Matahari menjadi lubang hitam dan horizon peristiwanya hanya sampai Merkurius, berarti hanya Merkurius yang akan diisap.
Sedangkan Venus, Bumi, dan planet lainnya tidak akan bisa diisap dan akan tetap mengorbit Matahari.
Namun, jangan khawatir, teman-teman. Matahari tidak akan berubah menjadi lubang hitam, kok.
Baca Juga : Wah, Galaksi Bima Sakti 'Diserang' 13 Bintang, Apa yang Terjadi, ya?
Mengapa Digambarkan sebagai Titik Terang?
Nah, karena lubang hitam tidak bisa mengisap benda-benda di luar horizon peristiwa, maka benda-benda itu tetap mengorbit pada lubang hitam.
Lalu, pusat galaksi terlihat terang karena di situlah tempat tinggal bintang-bintang kuning berusia tua.
Bintang-bintang itu bisa memancarkan cahaya, teman-teman, sama seperti Matahari.
Baca Juga : Nama Galaksi Bima Sakti Rupanya Berawal dari Cerita Pewayangan
Selain itu, bintang-bintang di pusat galaksi berjumlah sangat banyak dan berkumpul di area yang sempit.
Kalau Matahari termasuk bintang di pusat galaksi, mungkin kita yang tinggal di Bumi bisa melihat lebih dari satu juta bintang yang lebih terang daripada Sirius setiap malam.
Sirius sendiri merupakan bintang yang paling terang di langit malam.
Nah, karena itulah, pusat galaksi selalu terlihat lebih terang walaupun di sana merupakan tempat tinggal lubang hitam.
Baca Juga : Unik! Galaksi NGC 4656, Bentuknya Seperti Tongkat Hoki
Lihat video ini juga, yuk!