Makanan Manis Berhubungan dengan Ingatan, Ini Fakta Unik Tentang Rasa

By Tyas Wening, Minggu, 10 Februari 2019 | 12:15 WIB
Ilustrasi permen. (Pixabay)

Bobo.id - Lidah yang merupakan indra perasa kita mempunyai ribuan pengecap yang bisa merasakan berbagai jenis rasa.

O iya, pengecap ternyata tidak hanya terdapat di lidah saja, tapi ada di bagian langit-langit dan dinding mulu, tenggorokan, hingga kerongkongan, lo.

Selain itu, makanan yang saat kecil tidak kita sukai, ternyata bisa saja saat sudah dewasa nanti menjadi makanan kesukaan kita.

Hal ini terjadi karena saat kita beranjak dewasa, pengecap yang ada di mulut kita sudah tidak lagi sesensitif saat kita kecil.

Baca Juga : Mengapa Minuman yang Mengandung Mint Terasa Dingin? #AkuBacaAkuTahu

Wah, ternyata rasa yang kita rasakan setiap hari punya beberapa fakta unik, ya, teman-teman.

Bobo masih punya beberapa fakta unik lainnya tentang rasa, lo! Simak bersama-sama, yuk!

Makanan Manis Membantu Membentuk Ingatan Tentang Makanan

Tahukah teman-teman kalau mengonsumsi makanan manis ternyata bisa membantu otak kita membentuk ingatan tentang makanan?

 

Ada sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2015. Penelitian ini mengatakan kalau makanan manis bisa membantu mengendalikan perilaku makan karena ada ingatan tentang makanan yang terbentuk, lo.

Misalnya adalah saat teman-teman makan permen, maka saraf yang ada di hippocampus dorsal, yaitu bagian otak pusat memori episodik akan diaktifkan.

Ingatan episodik adalah jenis ingatan yang membantu kita mengingat apa yang kita alami pada waktu dan tempat tertentu.

Nah, para peneliti kemudian berpikir kalau memori episodik ini bisa digunakan untuk mengendalikan perilaku makan, lo, teman-teman.

Baca Juga : Ketagihan Mi Instan Tak Baik Bagi Kesehatan, Ini 5 Cara Mengatasinya!

Perilaku makan yang dimaksud adalah saat kita membuat keputusan untuk makan, misalnya apakah teman-teman akan makan sekaran atau nanti.

Keputusan yang dibuat ini berdasarkan pada ingatan yang dimiliki tentang apa yang dimakan dan kapan teman-teman terakhir mengonsumsi makanan.

Ada Sebutan untuk yang Suka Pilih-Pilih Makanan

Teman-teman mungkin tidak suka makan sayuran seperti brokoli karena rasanya kurang enak, tapi mungkin kakak atau adik justru sangat menyukai brokoli, lo.

Atau ketika teman-teman menyukai cokelat, ada orang lain yang tidak suka makan cokelat dengan berbagai alasan.

Karena tidak suka atau lebih menyukai makanan tertentu, ada yang mengatakan bahwa perilaku seperti ini termasuk pilih-pilih makanan, lo.

Ternyata orang yang suka pilih-pilih makanan tiu bisa dijelaskan secara ilmiah, lo, teman-teman.

Saat ada seseroang yang memilih-milih makanan apa yang disukai atau tidak disukainya, ternyata hal ini disebabkan karena mereka punya lidah yang lebih peka terhadap suatu rasa.

Baca Juga : 5 Minuman Ini Tidak Hanya Enak, tapi Juga Menyehatkan! Mau Coba?

Tingkat kepekaan lidah yang lebih tinggi ini disebabkan oleh jumlah papilla atau bintil di lidah yang lebih banyak dibandingkan orang lain.

O iya, seseorang dengan jumlah papilla yang lebih banyak dan suka pilih-pilih makanan ini disebut dengan supertaster, teman-teman.

Kenapa Kita Suka Makanan Manis?

Teman-teman tentunya banyak yang suka makan makanan manis seperti permen, cokelat, atau gulali, kan?

Ketika kita terlalu banyak mengonsumsi makanan manis, tentunya hal ini tidak baik untuk tubuh kita, lo.

Tapi kenapa banyak orang yang sangat menyukai makanan manis bahkan bisa tiba-tiba menginginkan mengonsumsinya, ya?

Para peneliti menyimpulkan kalau keinginan kita untuk makan makanan manis seperti permen adalah pilihan biologis yang sudah dirancang oleh tubuh kita.

Pilihan biologis ini maksudnya bahwa makanan manis dipilih sebagai salah satu cara untuk bertahan hidup, lo.

Baca Juga : 10 Bahan Alami Ini Bisa Bantu Kita Hilangkan Bau Badan, lo! Mau Coba?

Alasannya adalah karena gula yang terkandung dalam makanan manis dapat digunakan sebagai asupan energi dan mendorong kerja otot agar lebih baik, teman-teman.

Bahkan pada saat Perang Dunia I, tentara Amerika yang bertugas saat perang dibekali dengan permen dan kue cokelat sebagai salah satu sumber energi, lo.

Tapi meskipun makanan manis berfungsi menambah energi, kita tetap harus mengonsumsinya dalam julah secukupnya saja, ya, teman-teman.

Pengecap Kita Bisa Dipengaruhi Hal Lain, lo

Pengecap yang menentukan selera teman-teman bisa berubah karena dipengaruhi oleh beberapa hal lain, lo.

Misalnya saja saat teman-teman selesai mengonsumsi makanan manis, kemudian minum teh manis, teman-teman akan merasa kalau teh yang diminum rasanya tidak manis.

Atau saat kita minum air putih setelah makan permen, maka air putih yang kita minum akan punya rasa yang manis.

Hal ini terjadi karena setiap reseptor dalam tubuh kita memiliki ambang rangsang, yaitu batas rangsangan dapat memicu keluarnya sebuah sinyal listrik oleh reseptor.

O iya, di lidah manusia ada reseptor-reseptor kimiawi yang bisa mengubah rangsang kiia menjadi sinyal listrik untuk dikirimkan ke otak, lo.

Baca Juga : Sering Mendapatkan Telur Busuk? Coba Tes Kesegaran Telur, yuk!

Nah, ketika reseptor ini mendapatkan rangan melebihi jumlah ambang rangsang, misalnya 31 rangsangan, padahal ambang rangsangnya hanya 30, maka ada sinyal listrik yang keluar dan dihantarkan ke otak.

Semakin sering ambang rangsang ini diberikan kepada reseptor, maka reseptor akan ebradaptasi pada rasa manis tadi, teman-teman.

Hal inilah yang menyebabkan minuman manis yang kita minum setelah memakan sesuatu yang manis maka rasa manis di minuman akan berkurang.

Ternyata banyak yang terjadi saat kita mengecap makanan atau minuman tertentu, ya, teman-teman.