Sepertinya pangeran itu berkata jujur. Pakaiannya memang mewah seperti seorang pangeran. Kuangkat tubuhnya, lalu merangkak mundur. Kubawa teman baruku itu ke dapur.
“Pangeran Kecil, kami hanya punya sedikit makanan,” kataku sambil mengorek bakul nasi yang nyaris kosong. “Kami sudah selesai sarapan. Sisa nasi dibawa Ayah ke ladang.”
Baca Juga : Ada 2 Tipe Marah, Mana yang Paling Berbahaya? Yuk, Cari Tahu!
Pangeran Kecil melompat ke dalam piring nasi di atas meja. Sementara ia makan, aku mulai berpikir tentang perbuatan besar yang bisa dilakukan olehnya.
“Tak mungkin Membangun istana, atau menaklukkan negeri lain dalam sehari,” keluhku. “Mari kita pergi ke atas bukit! Mungkin di atas sana, kita mendapat jawaban!”
Baca Juga : Dari Mana Asal Suku Indian yang Ada di Benua Amerika? #AkuBacaAkuTahu