Pangeran Kecil memutuskan. Kami lalu menarik Lembu itu ke tepi dengan sebatang bambu panjang. Lembu itu selamat. Kami sangat kelelahan dan beristirahat di bawah pohon.
“Tolong…telurku!” Tiba-tiba terdengar jeritan dari atas pohon. Sebutir telur meluncur kencang di atas wajahku. Sebelum aku sadar sepenuhnya, telur itu telah mendarat selamat di kedua tangan Pangeran Kecil yang mungil. Induk burung mencicit.
Baca Juga : Mengapa Kita Mudah Marah Saat Lapar? #AkuBacaAkuTahu
“Hampir saja aku memecahkan telurku sendiri! Maukah kalian mengembalikannya ke dalam sarang?”
“Baiklah,” kataku. Segera kupanjat pohon tempat burung itu bersarang.
“Aku haus,” kataku ketika turun kembali. “Kulihat sebuah sumur tak jauh dari sini. Mari kita ke situ!”
Tampak seorang laki-laki tua di dekat sumur. Ia sangat girang melihat kami datang.
Baca Juga : Ada Dinosaurus Besar yang Punya Banyak Tanduk, Apa Fungsinya, ya?
“Tuhan mengirim kalian kemari untukku!” teriaknya. “Tolonglah! Aku menjatuhkan timba dan talinya ke dalam sumur!”
Aku segera mengumpulkan akar-akar gantung pohon beringin. Kusambung akar-akar itu menjadi tali yang kuat. Pangeran Kecil menemukan sebuah botol sebagai pengganti timba. Kami bertiga pun bisa minum sepuasnya.
Baca Juga : Mengapa Minuman yang Mengandung Mint Terasa Dingin? #AkuBacaAkuTahu
“Terima kasih atas kebaikan kalian,” kata laki-laki tua itu sambil bangkit berdiri. “Semoga Tuhan memberkati kalian,” ujarnya, lalu pergi.
Saat itu menjelang petang. Matahari perlahan terbenam. Suka citaku menjadi padam. Aku baru ingat Pangeran Kecil belum melakukan perbuatan besar. Sihir itu tak kan hilang. Temanku akan tetap kecil dengan jempol besar!
Baca Juga : Dongeng Anak: Pesan Rahasia