Pasukan PETA Dipimpin oleh Shodanco Supriyadi di Blitar, Ini Kisahnya

By Avisena Ashari, Selasa, 19 Februari 2019 | 10:47 WIB
Shodanco Supriyadi (PERPUSNAS)

Akhirnya di bulan Juni tahun 1944, dilakukan pertemuan rahasia yang kedua.

Saat itu Shodanco mengatakan kalau para pemuda tidak bisa membiarkan tentara Jepang terus menerus menindas rakyat Indonesia. Perlawanan ini adalah pengorbanan demi kemerdekaan bangsa.

Shodanco Supriyadi mengatakannya karena risiko dan ancaman dari pemberontakan itu adalah ditahan oleh tentara Jepang, atau bahkan dihukum mati.

Pertemuan rahasia ketiga diadakan pada bulan Agustus tahun 1944. Semakin banyak orang yang hadir dan rencana pemberontakan semakin matang.

Rencana yang Berubah

Saat itu, rencana pemberontakan sudah matang dan semua orang sudah mendapatkan tugas masing-masing.

Rencananya, pemberontakan akan diadakan di Tuban. Karena saat itu seluruh daidan atau batalion pasukan PETA wilayah Jawa Timur akan mengikuti pelatihan bersama di sana.

Pada tanggal 2 Februaru 1945, sebagian daidan Blitar sudah berangkat menuju Tuban dan Bojonegoro. Ini termasuk para peserta pertemuan rahasia.

Baca Juga : Inilah Para Pahlawan Revolusi, Apa Bedanya dengan Pahlawan Nasional?