Pak Grutu bertambah bingung. Bukankah Pak Karjo tak punya keturunan? Sejak istrinya meninggal dunia beberapa tahun silam, Pak Karjo hidup sebatang kara tanpa sanak saudara.
Pak Grutu menggelengkan kepalanya keheranan. Beberapa bulan kemudian, sakit Pak Karjo bertambah parah.
Akhirnya ia meninggal dunia. Seluruh penduduk desa merasa kehilangan Pak Karjo yang ramah dan sederhana itu.
Baca Juga : Selain Menggunakan Mata, Beberapa Ular Laut Bisa Mendeteksi Cahaya Menggunakan Ekor
Tahun demi tahun berlalu, Pohon Pak Karjo tumbuh besar dan berbuah lebat. Dahan dan rantingnya yang merunduk menjulurkan mangga-mangga yang ranum dan lezat.
Para penduduk desa berebut ingin mencicipinya, hingga akhirnya mangga-mangga itu dibagikan sama rata.
Tapi anehnya, buah itu tak pernah habis walau terus menerus dipetik. Bahkan beberapa warga membuatnya untuk manisan dan dijual di pasar.
Baca Juga : 3 Makanan yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Bersama Minuman Soda