Bobo.id - Siapa yang suka menemani mama berbelanja di pasar tradisional atau pasar modern?
Nah, untuk teman-teman yang tinggal di Jakarta, pasti mengetahui ada beberapa pasar modern yang bernama seperti nama-nama hari, misalnya Pasar Senen.
Selain Pasar Senen, ada juga Pasar Minggu atau kawasan yang bernama Pasar Rebo.
Wah, kenapa ada banyak pasar atau kawasan di Jakarta yang diberi nama berdasarkan nama hari, ya?
Baca Juga : Mengapa Nama Belakang Keluarga Kerajaan Inggris Tidak Pernah Disebut?
Pasar Senin
Ada sebuah kawasan di Jakarta Pusat yang terkenal dengan pasar tertua di Jakarta, yaitu Pasar Senen. Senen adalah kata tidak baku dari "Senin".
Selain Pasar Senen, kawasan ini juga terkenal karena adanya Stasiun Pasar Senen.
Pasar Senen dibangun tahun 1735, tepatnya pada 30 Agustus oleh seorang arsitek bernama Yustinus Vinck dan awalnya pasar ini bernama "Vincke Passer" yang diambil dari nama arsiteknya.
Sesuai namanya, Pasar Senen yang dulunya bernama Pasar Snees ini pada awal berdirinya hanya melayani aktivitas perdagangan pada hari Senin saja, lo.
Nah, VOC kemudian membuat aturan bagi para tuan tanah yang memiliki pasar di atas tanahnya untuk membuka pasar pada hari-hari tertentu saja.
Vincke Passer yang sejak awal berdirinya sudah melayani aktivitas hanya pada hari Senin saja, akhirnya berganti nama menjadi Pasar Senen.
Tapi kebijakan yang dikeluarkan oleh VOC ini tidak bertahan lama, teman-teman, karena beberapa tahun kemudian Pasar Senen dibuka pada hari lain selain Senin.
Baca Juga : Jalur Sutra, Jalur Penghubung Perdagangan Antar Bangsa Berbagai Negara
O iya, Vincke Passer adalah pasar pertama yang menerapkan sistem jual beli menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah, lo.
Saat ini Pasar Senen masih beroperasi dan menjual berbagai barang, lo. Mulai dari makanan dan minuman yang biasa disebut Pasar Kue Subuh karena menjual berbagai kue pada saat subuh.
Selain kue-kue, kita juga bisa menemukan berbagai barang seperti baju bekas, buku bekas, hingga aksesoris untuk kendaraan.
Sayangnya, Pasar Senen pernah mengalami dua kali insiden kebakaran yang menghanguskan kios-kois di sana, teman-teman.
Kebakaran yang pertama terjadi pada 25 April 2014 di Blok 3 pukul 04.20. Kebakaran kedua terjadi 19 Januari 2017 yang kembali terjadi di Blok 3.
Pasar Selasa
Apakah teman-teman yang tinggal di Jakarta pernah menemukan atau mendengar tentang Pasar Selasa?
Wah, kalau teman-teman berjalan-jalan di Jakarta, memang tidak akan menemukan daerah atau pasar dengan nama Pasar Selasa.
Tapi coba teman-teman pergi ke daerah Jakarta Utara dan mencari sebuah pasar modern bernama Pasar Koja yang banyak terdapat pedagang emas.
Banyak yang mengatakan, sejak pertama kali dibangun, memang tidak ada Pasar Selasa karena hari Selasa dianggap sebagai hari yang kurang baik untuk berdagang oleh warga Betawi saat itu.
Baca Juga : 4 Makanan yang Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu, Ada Kesukaanmu?
Sebenarnya, dulu Pasar Selasa itu ada dan pernah melayani kegiatan perdagangan, tapi karena kepercayaan tersebut, Pasar Selasa lalu berganti nama.
Hal ini disebabkan karena pedagang yang berjualan di Pasar Selasa tidak hanya warga asli Jakarta saja, tapi ada pedagang dari keturunan Tionghoa juga.
Pedagang dari keturunan Tionghoa ini tetap ingin berjualan pada hari Selasa, yang kemudian membuat pedagang lokal ikut berjualan.
Untuk mengatasi mitos tentang hari yang tidak baik, nama Pasar Selasa akhirnya diganti menggunakan nama lokasi pasar tersebut menjadi Pasar Koja.
Sama seperti pasar-pasar lainnya, Pasar Koja menjual berbagai barang, lo. Namun, pasar ini lebih terkenal sebagai pasar yang banyak menjual emas dengan kualitas yang bagus.
Selain itu, Pasar Koja juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pelengkap, nih, teman-teman. Seperti klinik dan ruang serba guna yang bisa digunakan oleh para pedagang untuk melakukan berbagai aktivitas.
Pasar Rabu
Sama seperti Pasar Selasa, teman-teman juga tidak akan menemukan pasar dengan nama Pasar Rabu di Jakarta, lo.
Baca Juga : Perpustakaan Alexandria, Pernah Jadi Perpustakaan Terbesar di Dunia #akubacaakutahu
Sebagai gantinya, saat ini Pasar Rabu yang disebut Pasar Rebo sudah menjadi nama sebuah kecamatan di daerah Jakarta Timur, nih, teman-teman.
Nah, coba teman-teman tanya pada mama, apakah pernah berbelanja sayur mayur atau mendengar tentang Pasar Induk Kramat Jati.
Yap, Pasar Rabu saat ini sudah berganti nama menjadi pasar yang dikenal sebagai Pasar Induk Kramat Jati.
Baca Juga : Sejarah Perpustakaan Dunia, Ada Sejak 2.000 Tahun Lalu #akubacaakutahu
Perubahan nama Pasar Rabu ini disebabkan karena lokasi pasar yang dipindah oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, yaitu bapak Ali Sadikin.
Pasar Rabu dipindahkan ke Jalan Raya Bogor dan menjadi Pasar Induk Kramat Jati karena lokasi sebelumnya dianggap kurang cocok sebagai tempat untuk aktivitas jual beli.
Sekarang, pasar ini terkenal dengan dengan barang dagangan berupa sayur mayur yang dijual di Pasar Induk Kramat Jati.
Nah, itu tadi pasar yang beroperasi atau melayani aktivitas jual beli pada hari Senin, Selasa, dan Rabu pada masa penjajahan Belanda di Jakarta.
Bobo masih punya cerita pasar yang buka di hari lain, lo, yatu Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Dengan membaca mengenai sejarah nama pasar di Jakarta, pengetahuan kita bertambah, nih, teman-teman.
#AkuBacaAkuTahu
Baca Juga : Mesopotamia, Peradaban Kuno yang Melahirkan Sistem Matematika Dasar