Bobo.id - Teman-teman tahu tidak? banyak sekali orang yang peduli akan kecerdasan anak-anak seperti kita, lo.
Buktinya, sekarang banyak sekali guru, orangtua dan kakak-kakak kita yang ingin meningkatkan kembali budaya membaca di negara kita.
Teman-teman pasti sering sekali mendengar istilah “Buku adalah jendela dunia”.
Baca Juga : Fakta Seru Buku, Ada yang Seberat 1.500 Kilogram, lo! #AkuBacaAkuTahu
Ternyata itu ada benarnya, lo. Karena semakin banyak membaca, pengetahuan kita tentang yang terjadi di dunia akan semakin banyak.
Jadi, teman-teman jangan heran jika guru di sekolah meminta kita untuk sering membaca.
Seperti yang dilakukan Bu Warsiah, seorang kepala sekolah di SDN 013 Desa Bulu Perindu, Kecamatan Tanjung Selor, Kalimantan Utara.
Baca Juga : Mengapa Makanan yang Hangat Terasa Lebih Nikmat? #AkuBacaAkuTahu
Beliau sangat peduli dan aktif untuk mengajak anak-anak di sekolahnya untuk rajin membaca. Salah satunya adalah dengan membantu siswa-siswa yang belum lancar membaca.
Yuk, cari tahu kisah Bu Warsiah!
Banyak Murid Sekolahnya yang Tidak Lancar Membaca
Bu Warsiah dan para guru pernah menerima laporan mengenai siswa dari tamatan sekolahnya yang tidak lancar membaca saat duduk di bangku SMP.
Setelah Bu Warsiah mencari tahu, ternyata memang ada beberapa siswa di kelas empat, lima, dan enam sekolahnya yang tidak bisa membaca dengan lancar.
Baca Juga : Sebentar Lagi Majalah Bobo Ulang Tahun, Ikuti Kuis Video Parodinya, yuk!
Untuk mengatasi masalah tersebut, Bu Warsiah, yang juga fasilitator program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) di Kabupaten Bulungan, mulai mengembangkan bimbingan khusus untuk siswa di sekolahnya.
Bimbingan tersebut Bu Warsiah mulai dengan mencari tahu siapa saja siswa yang belum bisa atau belum lancar membaca di tingkat SD kelas tinggi tersebut.
Baca Juga : Popeye Jadi Kuat Saat Makan Bayam, Benarkah Bayam Membuat Kita Kuat?
Metode Belajar Membaca dengan Bu Warsiah
Untuk mencari tahu siswa yang belum lancar membaca, biasanya Bu Warsiah melakukan beberapa metode (cara). Simak, yuk!
1. Observasi Lewat Buku Cerita
Dikutip dari Kompas.com, biasanya Bu Warsiah masuk ke kelas lalu mengantikan guru pada waktu tertentu.
Kemudian beliau akan melakukan tes kepada tiap siswa untuk membaca satu per satu.
Baca Juga : Mengenal Bagian Tumbuhan Mawar, yuk! Apakah Semua Mawar Memiliki Duri?
Caranya, Bu Warsiah meminta mereka untuk membaca buku. Buku yang digunakan oleh Bu Warsiah untuk menguji kemampuan membaca siswa adalah buku cerita.
Tes ini dilakukan berkali-kali sampai beliau yakin anak tersebut memang mengalami hambatan belajar karena tidak lancar membaca.
Baca Juga : Bagaimana Cara Baju Selam Menjaga Suhu Tubuh Kita di Dalam Air?
Menurut Bu Warsiah, anak-anak yang tidak lancar membaca biasanya menunjukkan tanda-tanda khusus.
Misalnya, jika diminta membaca sebuah kalimat, kita akan lama sekali mengeja satu kata atau menyebut huruf secara tidak teratur.
Baca Juga : Dongeng Bona and Friends: Menangkap Buaya
2. Pengelompokan Masalah Membaca
Setelah melakukan pengamatan, anak-anak akan dimasukkan ke dalam kelompok.
Bu Warsiah akan minta kepada guru agar sementara anak tersebut tidak diberikan keringanan untuk tidak mengikuti proses pembelajaran.
Baca Juga : Saat Basi, Keripik Kentang Melunak dan Roti Mengeras, Kenapa, ya?
Anak-anak ini akan diberi bimbingan khusus agar cepat bisa membaca. Dengan begitu anak-anak masih bisa mengejar ketertinggalan dari teman-temannya.
Anak-anak yang tidak bisa membaca kemudian akan dikelompokkan. Sedangkan anak tidak bisa mengeja, dengan anak tidak lancar membaca juga akan dipisahkan.
Anak-anak itu akan ditangani dengan cara berbeda.
Baca Juga : Di Laut Juga Ada Zona Tertentu, lo! Kenali Berbagai Zona Laut, yuk!
3. Dari Kartu Baca ke Buku Besar
Anak yang tidak bisa mengeja akan diberikan layanan atau bimbingan khusus dengan mulai memperkenalkan huruf, yaitu dengan menggunakan kartu huruf dan kartu kata.
Biasanya, setelah satu minggu dibimbing secara khusus, anak-anak sudah bisa mengenali huruf.
Sesudah bisa mengenali huruf, kegiatan selanjutnya adalah belajar mengenal bunyi huruf dan sekaligus membunyikannya.
Baca Juga : Nama 6 Jajanan Khas Indonesia Ini Ternyata Singkatan, Pernah Makan?
Menurut Bu Warsiah, secara keseluruhan butuh dua minggu agar anak bisa mengenal bunyi huruf.
Saat anak-anak sudah lancar mengenal dua suku kata, baru dilanjutkan menggunakan buku bacaan dan mengajak mereka membaca buku cerita bergambar.
Penggunaan gambar membantu anak-anak seperti kita mengetahui makna cerita.
Bu Warsiah juga memakai media pembelajaran Big Book atau Buku Besar.
Ketika membaca buku, ia tidak hanya meminta anak mengucapkan kata dengan benar tetapi juga menunjuk kata yang dibaca.
Baca Juga : Apakah Llama juga Menyemburkan Ludahnya pada Manusia? Ini Faktanya
4. Belajar dengan Menyenangkan
Setelah anak-anak selesai membaca, mereka akan diminta menceritakan ulang cerita yang dibaca, dan menjelaskan dengan kata-kata mereka sendiri.
Tujuannya adalah untuk memastikan anak-anak memahami makna bacaan.
Layanan atau bimbingan khusus ini dilakukan oleh Warsiah dari pagi sampai selesai jam pembelajaran.
Baca Juga : Tak Sembarangan, Ini Menu Makanan Sehat bagi Para Pemain Sepak Bola
Untuk mengatasi rasa bosan, Bu Warsiah dan para guru berusaha membuat kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan.
Beliau juga memperhatikan suasana hati anak. Jika mereka ingin bermain, Bu Warsiah akan membiarkan bermain dulu.
Jika suasana hatinya gembira maka beliau akan melanjutkan kembali kegiatan membaca.
Baca Juga : Mulai dari Atlet Sampai Chef, Inilah Barbie Edisi Ulang Tahun ke-60!
5. Bimbingan Gaya Belajar Disesuaikan dengan Anak
Faktor kehadiran juga menjadi tantangan bagi Bu Warsiah. Anak tidak selalu datang ke sekolah.
Walau begitu Bu Warsiah tidak menyerah. Bu warsiah sering mendatangi langsung dan menjemput mereka ke rumah.
Bekerja sama dengan masing-masing orang tua, beliau pun mengajak anak untuk kembali belajar.
Baca Juga : Hati-hati, 5 Kebiasaan Ini Membuat Daya Baterai Ponsel Cepat Habis
Bu Warsiah menyadari betul tanggung jawabnya sebagai guru dan kepala sekolah. Meski tidak mudah, ia tidak berhenti begitu saja.
Bu Warsiah mengaku ada perasaan bersalah jika anak-anak didiknya gagal dalam pendidikan hanya karena tidak bisa membaca.
Baginya, semua anak itu pintar dibimbing sesuai dengan gaya belajar masing-masing anak.
Baca Juga : Pernah Lihat Kucing Saling Mengendus Hidung? Apa Artinya, ya?
Teman-teman sudah lancar membaca, kan? Tentunya kita harus lancar membaca agar mudah mengerti pengetahuan yang kita pelajari.
Jangan lupa membaca, ya! #AkuBacaAkuTahu
Tonton video ini, yuk!