Wah, Bantal Pertama Ternyata Terbuat dari Batu! Bagaimana Sejarahnya?

By Tyas Wening, Sabtu, 16 Maret 2019 | 16:10 WIB
Bantal sudah ada sejak masa Mesopotamia Kuno (pixabay)

Bobo.id - Saat tidur, menggunakan kasur, guling, dan bantal yang empuk dikatakan dapat membuat tidur kita menjadi lebih nyenyak, lo.

Selain itu, penggunaan bantal juga membuat tidur menjadi lebih nyaman karena bantal akan menyangga kepala dan leher saat tidur.

Ada beberapa bahan pengisi bantal agar menjadi lebih empuk dan nyaman digunakan, misalnya kapuk, hingga bulu angsa - bahan yang dianggap paling empuk.

Tapi bagaimana kalau bantal yang teman-teman gunakan mempunyai tekstur yang sangat keras, bahkan sekeras batu?

Baca Juga : Jadi Salah Satu Alat Keselamatan, Ini Dia Sejarah Sabuk Pengaman #AkuBacaAkuTahu

Wah, hal ini pasti membuat tidur kita tidak nyaman dan tidak nyenyak, teman-teman.

Padahal, bantal pertama yang digunakan, yaitu oleh orang-orang Mesopotamia Kuno sekitar tahun 7.000 Sebelum Masehi (SM) tidak hanya sekeras batu, tapi memang berbahan dasar batu, lo.

Selain terbuat dari batu, bantal yang digunakan oleh orang-orang Mesopotamia Kuno juga tingginya melebihi tinggi bantal yang biasa teman-teman gunakan untuk tidur.

Meskipun kelihatannya bantal pada 7.000 SM ini tidak nyaman untuk digunakan, ternyata ada tujuannya bantal pada masa tersebut terbuat dari batu dan tinggi.

Baca Juga : Di Gunung Kidul Ada Mi Instan yang Terbuat Dari Singkong, Ingin Coba?

Bukan Bertujuan Membuat Tidur Lebih Nyenyak

Bantal paling awal yang digunakan saat tidur diperkirakan sudah ada sejak 7.000 SM pada masa Mesopotamia Kuno.

Berbeda dengan bantal yang digunakan teman-teman saat tidur, bantal pertama terbuat dari batu. lo.

Kalau saat ini kita menggunakan bantal saat tidur agar tidur jadi lebih nyaman dan nyeyak, tujuan penggunaan bantal pada masa Mesopotamia Kuno sangat berbeda.

Baca Juga : Wah, Ada PR yang Berusia 2.000 Tahun! Seperti Apa, ya, Isinya?

Orang-orang Mesopotamia Kuno menggunakan bantal bukan untuk membuat tidur lebih nyenyak, tapi untuk mencegah serangga merangkak naik ke wajah dan rambut saat sedang tidur.

Dengan bantal yang semakin tinggi, artinya serangga akan semakin sulit naik ke wajah dan masuk ke hidung, mulut, maupun telinga.

Bantal Sebagai Simbol Kekayaan

Tidak hanya digunakan untuk mencegah serangga naik ke wajah dan mengganggu tidur, bantal pada masa Mesopotamia Kuno juga digunakan sebagai simbol kekayaan, lo, teman-teman.

Baca Juga : Sulit Tidur Saat Hidung Tersumbat? Atasi dengan 4 Cara Ini, yuk!

Saat itu, harga batu yang digunakan untuk bantal cukup mahal, teman-teman, sementara untuk mencegah serangga berada di wajah, maka bantal harus semakin tinggi.

Itu artinya, untuk membuat tidur bebas dari gangguan serangga, bantal harus semakin tinggi, dan semakin tinggi bantalnya, maka semakin tinggi juga status orang yang menggunakan bantal karena mampu membeli batu tinggi sebagai bantal.

Setelah digunakan oleh bangsa Mesopotamia Kuno, bangsa Mesir Kuno kemudian mulai ikut menggunakan bantal batu untuk mencegah serangga naik ke wajah saat tidur.

Baca Juga : Bagaimana Kelelawar Buang Air Besar? Ini Penjelasannya #AkuBacaAkuTahu

Kepala Harus Dihargai dan Dihormati

Bangsa Mesir Kuno yang juga menggunakan bantal seperti bangsa Mesopotamia Kuno ternyata tidak hanya bertujuan untuk mencegah serangga ke wajah dan rambut, lo.

Bagi bangsa Mesir, kepala merupakan bagian tubuh yang harus dihargai dan dihormati karena kepala merupakan kursi kehidupan spiritual.

Selain memiliki makna terhadap kehidupan spiritual, bantal juga dipercaya bisa digunakan untuk mengusir roh jahat.

Maka dari itu, bangsa Mesir Kuno sering menempatkan bantal di bawah kepala orang yang sudah meninggal agar terhindar dari roh jahat.

Baca Juga : Soekarno-Hatta Masuk Dalam Daftar 20 Bandara Tersibuk di Dunia

Terbuat dari Bahan yang Beragam

Karena salah satu tujuan penggunaan bantal oleh bangsa Mesir Kuno adalah sebagai penunjuk kelas sosial atau kekayaan seseorang, maka bantal milik Mesir Kuno terbuat dari berbagai bahan.

Bangsa Mesir Kuno akan menggunakan marmer, gading, keramik, maupun kayu sebagai bahan pembuat bantal.

Selain itu, untuk menambah makna religius dari bantal yang digunakan, biasanya mereka akan menambahkan ukiran-ukiran dengan gambar dewa.

Dengan mengukir gambar dewa pada bantal yang digunakan, maka dipercaya bisa mengusir roh jahat.

Baca Juga : Sejak Kapan Manusia Makan Tiga Kali Sehari, ya? #AkuBacaAkuTahu

Bantal Mulai Digunakan Oleh Bangsa Tiongkok

Penggunaan bantal untuk tidur tidak hanya dilakukan oleh bangsa Mespotamia Kuno dan Mesir Kuno saja, teman-teman, tapi juga oleh bangsa Tiongkok Kuno.

Bangsa Tiongkok Kuno juga memiliki pemikiran yang sama mengenai bentuk dan material pembuat bantal.

Bantal yang dibuat oleh bangsa Tiongkok Kuno biasanya terbuat dari benda keras seperti porselen, batu giok, perunggu, bambu, maupun kayu.

Fungsi bantal yang digunakan oleh bangsa Tiongkok Kuno agak berbeda dengan bangsa Mesopotamia Kuno dan Mesir Kuno, nih, teman-teman.

Baca Juga : Mengapa Anjing Suka Berguling-guling di Berbagai Tempat Setelah Mandi?

Bangsa Tiongkok Kuno percaya bahwa dengan menggunakan bantal yang terbuat dari bahan-bahan tadi, maka akan memberikan manfaat kesehatan, seperti memperlancar peredaran darah.

Sedangkan bantal yang terbuat dari batu giok dipercaya bisa meningkatkan kecerdasan orang yang memakai bantal tersebut, lo.

Sebenarnya, bangsa Tiongkok Kuno sudah bisa membuat bantal yang memiliki tekstur empuk, tapi mereka percaya bahwa bantal yang empuk justru akan mengambil energi dari dalam tubuh.

Bantal Empuk Pertama

Sepertinya kita harus berterima kasih kepada orang-orang bangsa Yunani dan Romawi, teman-teman, karena telah menciptakan gagasan bantal yang empuk.

Baca Juga : Kecap Pernah Dibuat dari Kacang Hijau, lo! Ini Kisah di Baliknya!

Bangsa Yunani dan Romawi memiliki gagasan mengenai tidur yang nyaman dan beralih dari bantal yang keras ke bantal empuk.

Untuk membuat bantal yang empuk, mereka mulai membuat bantal dari kain bekas yang kemudian diisi dengan bahan yang empuk seperti kapas, kapuk, alang-alang, dan jerami.

Tapi sama seperti bantal yang yang terbuat dari batu, bantal yang terbuat dari bahan yang lembut dan halus juga digunakan untuk menunjukkan status sosial.

Semakin lembut bahan pengisi bantal, maka semakin mahal bantal dan hanya bisa digunakan oleh orang-orang dengan status sosial yang tinggi.

Baca Juga : Kenapa Kucing Suka Berguling-guling di Tanah atau di Lantai?

Nah, inilah yang kemudian menyebabkan penggunaan bantal tidak terlalu populer di Eropa, karena masyarakat dengan status sosial rendah tidak bisa menggunakan bantal saat tidur.

Bahkan pada masa pemerintahan Raja Henry VIII, bantal hanya boleh digunakan oleh wanita hamil dan keluarga kerajaan, lo.

Semua Orang Mulai Bisa Menggunakan Bantal

Bantal mulai bisa digunakan oleh semua orang setelah adanya revolusi industri atau perubahan besar dalam berbagai bidang, seperti pertanian, industri, hingga pertambangan.

Baca Juga : Sejarah Maneki Neko, Patung Kucing Simbol Keberuntungan dari Jepang

Nah, revolusi industri ini berdampak besar pada banyak kondisi, mulai dari kondisi sosial, ekonomi, sampai budaya di dunia.

Revolusi industri ini ternyata berdampak juga pada budaya penggunaan bantal di berbagai negara, nih, teman-teman.

Pada masa revolusi industri, banyak orang sudah mulai menggunakan bantal, tidak hanya orang-orang dengan status sosial yang tinggi.

Baca Juga : Sejarah Perpustakaan Dunia, Ada Sejak 2.000 Tahun Lalu #akubacaakutahu

Hal ini dikarenakan bantal sudah mulai diproduksi atau dibuat dalam jumlah besar sehingga harganya lebih murah.

Selain digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat, bantal juga mulai digunakan sebagai penghias sofa atau kursi, lo.

Saat ini, bantal sudah semakin banyak jenisnya, nih, teman-teman, tidak hanya terbuat dari bulu angsa yang halus saja, tapi ada juga dari kapuk, maupun berbagai bahan sintetis.

Baca Juga : Kalau Manusia Tidur Memeluk Guling, Koala Tidur Memeluk Pohon

Tonton video ini juga, ya!