Penuh rasa ingin tahu, Iwanich bergegas ke tempat kejadian. Ternyata, itu adalah sekawanan gagak yang sedang menyerang seekor elang. Meskipun elang itu kuat dan berani, namun ia kalah kuat saat diserang puluhan gagak itu. Iwanich tak tega melihatnya. Ia segera mengambil sebatang dahan pohon, lalu mengibas-kibaskan ke arah gagak-gagak itu.
Kawanan burung yang ganas itu tak menduga ada serangan mendadak. Dengan ketakutan, mereka terbang menjauh. Elang malang tadi akhirnya terbebas dari keroyokan gagak. Elang itu tampak menarik sehelai bulunya dan berkata pada Iwanich,
“Pemuda yang baik hati, ambillah bulu ini sebagai tanda terima kasihku. Jika kau butuh pertolongan, tiuplah bulu ini ke udara. Maka saya akan membantumu dengan seluruh kekuatanku.”
Baca Juga : Gigitan Ular Menyalurkan Bisa, Apakah Ular Menyimpan Bisa di Giginya?
Iwanich berterima kasih pada burung itu. Ia menyimpan bulu itu bersama sisik ikan, lalu menggiring kuda-kudanya kembali ke rumah.
Suatu hari, Iwanich membawa kuda-kudanya ke tempat yang lebih jauh. Padang rumput di tempat itu lebih subur dan gemuk. Kuda-kudanya makan dengan lahap. Sementara itu, Iwanich mengawasi kuda-kudanya sambil duduk di bawah pohon.
Tiba-tiba ia mendengar teriakan di dekatnya. Rupanya ada seekor rubah yang terjebak dalam perangkap petani. Binatang malang itu mencoba untuk membebaskan diri namun sia-sia.
Baca Juga : Ada Pelajaran yang Sulit? Ini 7 Tips Mengatasinya