“Dodu, kasihan sekali kamu… Maaf ya, tadi aku meninggalkanmu. Ayo, sekarang aku akan mengajarimu. Kamu bisa duduk sendiri di sadelmu, kan?” tanya Dema.
Dodu tersenyum. “Bisa, Kak!” katanya singkat.
Dodu lalu mengambil sepedanya dan menaikinya. Walau masih kaku, ia bisa mengayuh sepedanya tanpa menurunkan kedua kakinya. Ia terus mengayuh sampai keluar halaman rumah dan terus ke jalan raya.
Dema, Tisa, Obe, dan Aci melihat dengan mata terbelalak dan mulut menganga. Mereka berlari mengikuti sepeda Dodu dari belakang.
Baca Juga : Apakah Cula Badak dan Gading Gajah Bisa Tumbuh Kembali Setelah Dipotong?
“Doduuuu… kamu sudah bisa naik sepeda yaaa?” seru mereka terkejut.
“Kamu sudah bisa, Dodu! Kamu sudah bisa ikut main di lapangan!” teriak Dema.
Dodu memutar sepedanya berbalik arah mendekati mereka lagi.
“Sekarang, ayo kita makan siang dulu. Nanti sore, kita berkumpul di sini lagi ya. Kita sama sama ke lapangan lagi!” usul Dema.
“Ayoooo…” seru Dodu girang.
Baca Juga : Meski Namanya Mirip Anggur, Buah Ini Lebih Mirip Jeruk, Apa Itu?
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: Rofi
Tonton video ini, yuk!