Nah, setiap pengelompokan tersebut semakin mengerucut atau merinci jenis dari hewan atau tumbuhan tersebut, sehingga tingkat spesies adalah nama ilmiah dari hewan atau tumbuhan tunggal tersebut.
Lalu kenapa bahasa Latin yang dipilih sebagai nama ilmiah dari hewan dan tumbuhan, ya?
Mungkin teman-teman akan mengira Linnaeus memilih bahasa Latin untuk menamakan berbagai spesies hewan dan tumbuhan karena bahasa ini digunakan sebagai bahasa sains internasional di berbagai negara.
Wah, ternyata jawabannya bukan karena hal tersebut, teman-teman.
Meskipun bahasa Latin menjadi bahasa sains internasional dan digunakan dalam berbagai karya ilmiah, Linnaeus memilih bahasa Latin karena bahasa ini merupakan bahasa yang universal dan sudah dimengerti banyak orang, terutama para ilmuwan.
Baca Juga : Kenapa Jepang Disebut Sebagai Negeri Matahari Terbit? #AkuBacaAkuTahu
Penggunaan bahasa Latin sebagai nama hewan dan tumbuhan juga dimaksudkan untuk mengurangi kebingungan pada hewan dan tumbuhan yang memiliki nama yang sama tapi sebenarnya berbeda di berbagai negara yang berbeda.
Misalnya seperti kucing yang termasuk dalam genus Felis, terdiri dari beberapa spesies, yaitu kucing domestik atau rumahan yang disebut Felis catus, kucing hutan yaitu Felis chaus, atau kucing liar eropa yang merupakan spesies Felis silvestris silvetris.
Nah, dengan memberi nama spesies yang berbeda-beda dari berbagai jenis kucing atau Felis tadi, maka kita bisa dengan mudah membedakan berbagai jenis kucing, teman-teman.
Kalau berbagai jenis kucing tadi tidak memiliki nama spesies, mungkin saja kita bisa tertukar antara satu jenis kucing dengan jenis yang lainnya, lo.
Sedangkan penggolongan kelas yang dimulai dari kingdom atau kerajaan hingga tingkat spesies berguna untuk mengurutkan silsilah yang dimiliki oleh spesies tadi.