“Kamu bisa sendiri, kan? Kakak mau ke kelas Kakak sekarang,” kata Bunga Kaktus. “Tuh lihat, teman-temanmu banyak. Mereka pasti baik-baik seperti kamu.”
Elang Cokelat sebetulnya agak takut ditinggal kakaknya. Namun, ia memberanikan diri dan mengangguk mantap. Anak Indian tak ada yang penakut.
“Iya, Kak, tidak apa-apa. Nanti aku kenalan dengan teman-teman baru,” kata Elang Cokelat mantap.
Baca Juga : Memori Bisa Tiba-Tiba Muncul Ketika Mencium Bau Tertentu, Cari Tahu Fakta Hidung, yuk!
Setelah Bunga Kaktus pergi, Elang Cokelat memberanikan diri melihat ke sekeliingnya. Tiba-tiba saja, ia tidak merasa bangga sedikit pun dengan baju barunya.
Ternyata tidak ada satu pun dari murid laki-laki lain yang mengenakan baju kulit, moccasin manik-manik, dan ikat kepala bulu.
Di antara anak-anak kulit putih, ada beberapa anak Indian lain juga seperti Elang Cokelat.
Namun, mereka pun memakai celana panjang jeans, kemeja kain, dan sepatu boot bertali.
Sepanjang pagi itu, Elang Cokelat melirik ke anak-anak lelaki lain teman-teman barunya.
Baca Juga : Wah, Perubahan Iklim Membuat Beberapa Makanan Tak Bisa Lagi Dinikmati