Putri melirik ibunya yang hanya tersenyum geli melihat semangat Tante Tiwi.
“Tidak usah lirik-lirik ibumu. Ibumu sudah mengijinkan kamu pergi. Tapi katanya, terserah kamu, mau ikut atau tidak,” kata Tante Tiwi lagi.
“Ibu sudah mengijinkan?” tanya Putri terkejut sambil melihat ibunya. Ibu mengangguk. Putri berlari memeluk ibunya.
Baca Juga : Dongeng Anak: Putri Cempaka dan Laba-Laba
“Terima kasih, Bu…” ujar Putri. Ia tak menyangka, walau nilai raportnya kurang bagus, Ibu mengijinkannya liburan ke Bali.
Putri segera berlari ke kamar. Ia menurunkan koper kecilnya. Lalu memasukkan beberapa helai baju. Perjalanan ke Bali dengan pesawat terasa menyenangkan bagi Putri. Sepanjang jalan, Tante Tiwi terus bercerita.
“Dulu, waktu Tante dan ibumu masih SMP, kami berdua disekolahkan di Jakarta dan tinggal di asrama. Kalau soal menari, sebetulnya ibumu lebih pandai menari. Tapi ibumu pemalu. Tante lebih berani mengajari teman-teman di asrama menari Bali. Jadi setiap Sabtu sore, anak-anak perempuan di asrama menari Bali bersama Tante,” cerita tante Tiwi ceria.
Baca Juga : Wah, Sebuah Apartemen di Belanda Dilukis Menjadi Rak Buku Raksasa Berisi Buku Favorit Penghuninya