Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Rumah Untuk Direlakan.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
-----------------------------
Baca Juga : Dongeng Anak: Tia dan Hoho Keledai
Bu Gerti melihat sebuah rumah di pohon saat sedang berjalan kembali dari lembah. Betul-betul tempat yang indah untuk kami tinggali pikirnya.
“Aku lelah mendengar nenek yang mengeluh tentang betapa sesaknya Sarang Lorong kami yang di bawah tanah. Kami akan pindah besok!” pikir Bu Gerti.
Baca Juga : Dongeng Anak: Woodpecker yang Ribut
Ketika anggota keluarga lain mendengar rencana Bu Gerti, mereka berkata,
“Kamu tak bisa tinggal di pohon!” teriak Bu Grasi kelinci.
“Memangnya ada apa dengan Sarang Lorong Bawah Tanah ini?” tanya Pak Gog kelinci.
Oo oooh, Bu Gerti tak peduli lagi pada protes mereka. Ia sudah yakin. Ia dan keluarganya akan pindah. Ia akan membawa pindah keenam anaknya; Jeri, Susi, Mabel, Joni, Marti dan Teri ke rumah pohon.
Baca Juga : Populasi Global Rentan Kekurangan Vitamin D, Apa itu Vitamin D?
Ternyata, enam anaknya suka akan tempat itu. Tempat itu tampak modern dan nyaman karena ada pintu dan dua jendela.
“Indah sekali pemandangannya,” kata Jeri.
“Aku bisa melihat sepupu kita yang sedang bermain di padang rumput!” kata Susi.
“Mereka pasti iri melihat kita di atas pohon,” kata Mabel.
Baca Juga : 5 Game Android untuk Ngabuburit yang Bisa Asah Otak dan Kemampuan Kita
Enam anak kelinci itu kini girang bermain di luar rumah baru mereka. Ada banyak makanan dan mereka sangat gembira. Mereka juga bisa tidur nyaman karena rumah baru mereka memiliki banyak ruangan.
Akan tetapi, setelah senja, mereka terbangun oleh bunyi burung-burung. Tret twet twet
“Oo, Ibu, suruh mereka berhenti berbunyi!” seru Joni.
Baca Juga : Tampak Mirip, Apa Bedanya Buah Duku dan Buah Langsat? #AkuBacaAkuTahu
Bu Gerti kelinci meminta burung-burung itu untuk berhenti bersiul. Namun burung-burung itu tak peduli. Itu sudah menjadi kebiasaan mereka. Selama ini, tak ada yang melarang mereka bersiul di pagi hari.
Lalu Nero, anjing besar milik Pak Tani datang. Nero sepertinya tahu kalau ada keluarga kelinci abu-abu di atas pohon. Ia mengendus-endus di dahan dahan. Tapi akhirnya dia melompat turun dan tidak balik lagi.
Baca Juga : Marimo, Bola Lumut yang Dipelihara Banyak Orang, Pernah Lihat?
Esoknya, dan esoknya lagi, dan esoknya lagi… burung-burung itu selalu bersiul setiap pagi. Keenam anak kelinci dan Bu Gerti mulai lemas karena kurang tidur.
Lalu terjadi sesuatu yang paling buruk. Pak Serigala datang dan duduk di luar pintu rumah mereka. Ia menunggu berjam-jam, siap melahap anak-anak kelinci. Anak-anak kelinci ketakutan dan bosan karena tak bisa bermain di luar rumah.
“Aku tidak suka di sini,” kata Jeri.
Baca Juga : Bisa Meningkatkan Fungsi Otak, Cari Tahu Fakta Tentang Madu, yuk!
“Aku mau balik ke Sarang Lorong bawah tanah kita,” kata Mabel.
“Aku juga,” kata Marti.
“Ayo kita pulang…” kata Teri.
“Ya kita akan balik,” kata Bu Gerti
Baca Juga : Sahur Penting Dilakukan, Ikuti Tips Sahur Ini Agar Tidak Lemas, yuk!
Jadi setelah serigala pergi, mereka kembali lagi ke Sarang Lorong bawah tanah mereka.
Nenek kelinci mengeluh lagi karena sarang lorong jadi penuh.
Baca Juga : Kue Kenyal dan Manis dari Jepang, Cari Tahu Sejarah Mochi, yuk!
“Aku tidak bisa pikir, kenapa kita tidak bisa pergi mencari rumah yang ada ruangan untuk setiap orang,” tangis nenek. “Kita harus mencari rumah yang ada kamar untuk setiap anak!”
Nenek terus saja mengeluh. Namun kali ini bu Gerti diam saja. Ia tahu, tak ada tempat yang lebih aman dan nyaman dibanding Sarang Lorong bawah tanah milik keluarga mereka.
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: Novian
Baca Juga : Peneliti Temukan Dinosaurus Bersayap Kelelawar Berusia 163 Juta Tahun
Tonton video ini, yuk!