Benarkah Unggas Menganggap Hal yang Pertama Dilihat adalah Induknya?

By Tyas Wening, Senin, 20 Mei 2019 | 17:45 WIB
Anak-anak bebek dan induknya (Pixabay)

Bobo.id - Apakah teman-teman pernah menonton film kartun atau animasi yang memperlihatkan sekelompok anak unggas seperti anak bebek atau ayam yang mengikuti manusia atau hewan lain tetapi bukan induknya?

Biasanya hal ini  terjadi ketika anak-anak unggas tadi melihat manusia atau hewan lain ketika menetas, bukan melihat induknya sendiri.

Ternyata hal ini bukan hanya terjadi dalam film saja, lo, teman-teman. Anak unggas seperti ayam atau bebek akan mengikuti apapun yang dilihatnya pertama kali setelah menetas.

Tidak hanya manusia atau hewan lain saja, tapi anak unggas juga bisa mengikuti terus benda mati yang ada di depannya saat mereka menetas.

Baca Juga : Benarkah Kucing Liar Bisa Membantu Mencari Kucing Peliharaan yang Hilang?

Hal ini terjadi karena anak-anak unggas tadi menganggap hal pertama yang dilihatnya setelah menetas adalah induknya.

Cari tahu, yuk, kenapa anak unggas selalu menganggap hal pertama yang dilihatnya merupakan induknya!

Proses Belajar Anak-Anak Unggas

Ketika baru menetas, anak unggas, seperti anak ayam maupun anak bebek akan menganggap hal pertama yang dilihat adalah induknya, baik itu manusia, hewan lain, bahkan benda mati.

Itulah sebabnya mereka akan mengikuti hal pertama yang dilihatnya tadi ke mana pun "induk"-nya pergi.

Peristiwa anak unggas yang menganggap hal pertama yang dilihatnya sebagai induk disebut sebagai imprinting atau mencetak.

Ini membuat anak-anak unggas tadi percaya kalau apa yang dilihatnya pertama kali saat menetas merupakan induk mereka.

Ternyata proses imprinting ini penting untuk hewan, lo, teman-teman, terutama unggas seperti burung.

Tahap imprinting menjadi proses pembelajaran yang akan didapatkan oleh anak-anak induk setelah menetas dari telurnya dan penting untuk kelangsungan hidupnya.

Penyebabnya adalah karena anak-anak unggas tidak mengetahui secara otomatis atau langsung seperti apa dirinya ketika menetas.

Baca Juga : Menjadi Rusa Terbesar di Indonesia, Ini Dia Fakta Unik Rusa Sambar!

Hal ini kemudian membuat anak-anak unggas membutuhkan contoh, sehingga apa yang mereka lihat secara langsung ketika baru keluar dari cangkangnya menjadi ingatan visual pertama mereka.

Nah, inilah sebabnya anak-anak unggas yang baru menetas dari telurnya akan menganggap hal pertama yang dilihatnya sebagai induk, karena mereka merasa hal tersebutlah yang akan mengajarkan anak-anak unggas tadi banyak hal hingga dewasa.

Dengan melakukan proses imprinting, maka memungkinkan anak unggas untuk bisa memahami perilaku dan vokalisasi yang sesuai pada spesies mereka, nih, teman-teman.

Selain itu, imprinting juga membantu anak unggas untuk bisa mengenali hewan lain dari spesiesnya dan belajar untuk bersosialisasi sehingga bisa mendapatkan pasangan dari spesiesnya.

Unggas Akan Sulit Lepas dari "Induk"nya

Ketika mama pergi sebentar ke ruangan lain meninggalkan adik bayi di kamar, hal ini biasanya akan membuat adik bayi menangis karena tidak mau atau sulit ditinggalkan.

Hal ini ternyata juga terjadi pada anak-anak unggas yang mengikuti hal pertama selain induk yang dilihatnya, lo.

Ketika hal pertama yang dilihat anak unggas saat menetas adalah manusia atau hewan lain, maka mereka akan terus menganggap kita sebagai induk seumur hidupnya, nih, teman-teman.

Akibatnya, anak unggas akan menjadi sulit lepas dari "induk" palsunya ini dan berpengaruh pada kehidupan mereka.

Unggas akan terus menempel pada hal yang dianggap sebagai induknya seumur hidup mereka dan tidak bersosialisasi dengan hewan lain dari spesiesnya.

Baca Juga : Punya Bulu Mata Lentik, Cari Tahu Tentang Burung Sekretaris, yuk!

Unggas yang tidak bisa bersosialisasi dengan sesama spesiesnya akan memiliki kesulitan dalam beberapa hal, seperti vokalisasi, cara berkomunikasi, postur, dan rasa takut terhadap manusia.

Nah, hal tersebut bisa berakibat unggas tidak bisa diterima oleh sesama spesiesnya ketika unggas dilepaskan ke alam liar.

Selain itu, unggas yang menganggap manusia sebagai induknya juga tidak memiliki rasa takut pada manusia, karena sudah terbiasa hidup bersama manusia.

Kurangnya rasa takut hewan pada manusia nantinya bisa menyebabkan adanya serangan dari hewan tersebut, nih, teman-teman.

Sayangnya, proses imprinting yang terjadi pada unggas akan menyebabkan mereka berada di wilayah abu-abu, yaitu mereka tidak bisa diterima oleh spesiesnya, tapi juga tidak bisa berinteraksi dengan manusia.

#GridNetworkJuara

Tonton video berikut ini, yuk!